REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat ada tiga anak di Kabupaten Bogor meninggal karena gagal ginjal akut. Saat ini, satu orang anak juga tengah menjalani perawatan di rumah sakit dan berstatus suspek.
Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Adang Mulyana, menyebutkan, tiga anak yang meninggal merupakan warga domisili Kecamatan Citereup, Gunung Putri, dan Jonggol.
"Tiga (yang meninggal), yang dua kasus lama bulan Agustus. Kalau yang satu, bulan Oktober," kata Adang melalui sambungan telepon, Jumat (28/10).
Lebih lanjut, Adang menyebutkan, masih ada satu anak yang tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati. Anak tersebut terdeteksi suspek gagal ginjal akut.
"Kalau yang satu lagi masih dirawat di RS Fatmawati. Tapi masih suspek, nunggu kasih konfirmasi akhirnya. Kondisi anaknya masih bagus," ucapnya.
Adang menjelaskan, ketiga anak yang terdeteksi gagal ginjal akut sempat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ketiganya memiliki riwayat mengonsumsi obat sirop yang saat ini dilarang Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kendati demikian, Adang menegaskan, sejak Agustus semua obat tersebut sudah ditarik oleh RSCM. Obat-obat sirop tersebut ditemukan di kediaman para pasien.
Di samping itu, dia mengimbau, masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan adanya penyakit gagal ginjal akut. Termasuk juga agar masyarakat terutama anak-anak, mengonsumsi makanan yang sehat.
"Tentu yang harus dijaga konsumsi makanan, kemudian banyak minum, dan kalau bisa kurangi makanan yang sifatnya mengandung zat pewarna. Mungkin kalau anak-anak bagusnya bawa makanan dari rumah, lebih aman, lebih sehat," ujarnya.