Selasa 22 Nov 2022 07:57 WIB

Pegawai Bapenda Jabar dan Samsat Urunan Bantu Korban Gempa Cianjur

Korban gempa di Kabupaten Cianjur terus bertambah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kepala Bapenda Jabar Dedi Taufik.
Foto: Istimewa
Kepala Bapenda Jabar Dedi Taufik.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat, Dedi Taufik, mengajak, semua pegawai hingga Samsat urunan dana untuk membantu korban gempa di Kabupaten Cianjur.  Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. 

Semua pegawai, kata dia, khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Bapenda Jabar bisa menyisihkan sebagian rezeki untuk disumbangkan. “Tentu kami merasa prihatin dengan peristiwa yang terjadi di Cianjur. Dari informasi yang kami dapat, banyak warga yang kehilangan nyawa, ada yang luka dan butuh perawatan, tak sedikit rumah banyak yang hancur,” ujar Dedi, Senin (21/11) malam.

Oleh karena itu, Dedi mengajak, secara sukarela semua pegawai di Bapenda, sampai di Samsat untuk menyisihkan rejeki. "Kami akan kumpulkan dari malam ini sampai beberapa hari ke depan. Nanti akan disalurkan ke posko utama di Kabupaten Cianjur, teknisnya nanti seperti itu,” katanya.

Bantuan yang digalang, kata dia, akan dikumpulkan dalam bentuk uang. Setelah terkumpul, akan diputuskan penyerahan bantuannya dalam bentuk uang atau sudah dalam bentuk barang maupun kebutuhan pokok.

“Pegawai yang bekerja di Bapenda pengumpulannya bisa langsung. Bagi yang di Samsat, nanti kepala Samsat yang mengumpulkan dan nanti dikoordinasikan disini agar satu pintu ketika penyerahannya,” katanya.

Bentuk bantuan yang diserahkan, kata diax akan disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi bencana. "Kami juga akan terus memantau perkembangannya. Mudah-mudahan semua korban bisa kuat melewati cobaan ini,” katanya.

Diketahui, korban gempa di Kabupaten Cianjur terus bertambah. Gempa yang terjadi pada Senin (21/11) siang itu berpusat dengan kedalaman 10 Km di sekitar Kecamatan Cugenang. Wilayah itu pula yang paling terdampak dari sisi kerusakan.

“Mayoritas yang meninggal dunia adalah anak anak. kita sangat prihatin. juga karena peristiwa terjadi saat anak-anak sedang berada di madrasah, sekolah umum, melanjutkan pelajaran di madrasah, sehingga banyak terjadi di beberapa pesantren,” katanya.

Data lain yang tercatat sejauh ini adalah kerusakan rumah yang masuk kategori berat sebanyak kurang lebih ada 2.345 unit. Lalu, terdapat 13.784 pengungsi. Mereka akan dievakuasi di 14 titik pengungsian. Fasilitas penunjang seperti listrik dan air pun masih belum berfungsi maksimal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement