Ahad 18 Dec 2022 02:45 WIB

Pemkab Cianjur Tambah Alat Berat Tuntaskan Pencarian Korban Tertimbun

Proses pencarian masih tetap dilakukan di bawah pengawasan tim SAR gabungan.

Warga menggotong jenazah korban gempa Cianjur Siti Imat Rohimat (41) di Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Almarhum Siti Imat Rohimat meninggal di lokasi posko pengungsian diduga akibat sakit saat terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin 21 Novembee lalu. Sementara berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada (23/11) kemarin, jumlah korban tewas dilaporkan bertambah menjadi 271 orang, 2.043 warga luka-luka, dan 40 lainnya masih hilang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menggotong jenazah korban gempa Cianjur Siti Imat Rohimat (41) di Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Almarhum Siti Imat Rohimat meninggal di lokasi posko pengungsian diduga akibat sakit saat terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin 21 Novembee lalu. Sementara berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada (23/11) kemarin, jumlah korban tewas dilaporkan bertambah menjadi 271 orang, 2.043 warga luka-luka, dan 40 lainnya masih hilang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menambah alat berat untuk menuntaskan pencarian delapan orang korban tertimbun longsor di Sate Sinta-Cijedil dan Jalan Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, sebagai upaya maksimal hingga tanggal 20 Desember.

Bupati Cianjur, Herman Suherman  mengatakan, pihaknya menambah lima armada truk untuk menyingkirkan material longsor dan tiga alat berat jenis backhoe, untuk menemukan delapan orang korban yang masih terkubur longsoran akibat gempa 5,6 magnitudo.

"Kita upayakan pencarian semaksimal mungkin, sebelum batas waktu pencarian yang sudah tiga kali diperpanjang sampai tanggal 20 Desember. Kita tambah lagi lima alat berat, agar jasad korban dapat segera ditemukan," katanya.

Herman menjelaskan, hingga hari ke-25 pasca-gempa Cianjur, proses pencarian masih tetap dilakukan di bawah pengawasan tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, Basarnas, SAR Bandung, relawan kemanusiaan dari berbagai organisasi serta dinas terkait untuk pengadaan alat berat.

Fokus pencarian dilakukan di titik yang diduga keberadaan korban tertimbun dengan harapan segera ditemukan dan dapat dimakamkan dengan layak karena pihak keluarga yang merasa kehilangan masih menunggu kepastian dan berharap jasad anggota keluarganya ditemukan segera.

"Pencarian akan lebih dimaksimalkan karena keluarga berharap, mereka yang hilang ditemukan dan dapat dimakamkan secara layak. Untuk batas pencarian diperpanjang atau tidak, nanti setelah rapat evaluasi di hari terakhir diputuskan," kata Bupati Cianjur.

Akibat gempa 5.6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) menyebabkan 602 orang meninggal dunia, delapan orang lainnya masih dalam proses pencarian.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement