REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Raya Al-Jabbar yang menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat dan termegah di Asia Tenggara, telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Jumat (30/12/2022). Ribuan masyarakat Jabar yang mayoritas ibu-ibu majelis taklim, terlihat antusias mengikuti acara peresmian.
Mereka, menggunakan dress code gamis berwarna putih dengan kerudung berwarna-warni sesuai dengan kelompok Majelis Taklimnya. Ibu-ibu tersebut, berasal dari area Bandung Raya seperti Cimahi, Kabupaten Bandung dan daerah lainnya. Selain itu, ada yang berasal dari Tasikmalaya, Cirebon dan Bogor.
Sambil menunggu acara tabligh akbar, rata-rata jamaah tersebut memilih untuk shalat tahiyatul masjid. Namun, ada yang lucu saat salah seorang ibu-ibu jamaah majelis taklim menanyakan arah kiblat kepada Republika.
Karena bangunan mihrab yang unik dan masjid yang sangat luas, rupanya ibu tersebut salah menghadap kiblat saat shalat. "Saya salah tadi malah menghadap ke sana, ohh itu mihrabnya, habis tadi bingung," kata Marni (45 tahun).
Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil sendiri, memulai peresmian Masjid Al Jabbar dengan menebarkan benih ikan dan menerbangkan burung. Acara peresmian selanjutnya akan diisi dengan tabligh akbar.
Menurut Emil, perjalanan panjang pembangunan Masjid Raya Al Jabbar ini melibatkan banyak pihak. "Membangun ini (Masjid Raya Al Jabbar) bukan superman tapi superteam. Bukan kerja saya, tapi kerja ribuan orang," katanya.
Masjid Raya Al-Jabbar merupakan spirit dari 27 kabupaten kota di Jawa Barat. Hal tersebut ditandai dengan terdapatnya motif batik dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dalam desain Masjid Raya Al-Jabbar. Meskipun lokasinya di Kota Bandung, Ridwan Kamil menegaskan ini adalah Masjid Raya Al-Jabbar.
"Artinya, semua warga di Jawa Barat harus ada rasa memiliki. Apa simbolisasi bagian dari Jawa Barat merasa memiliki, secara desain saya tampung. Ada ragam hias motif batik di pintu-pintu yang jumlahnya ada 27, sehingga ada kebanggaan. Masjid Raya Al-Jabbar dihimpun dari semangat Ke-Jawa Barat-an," paparnya
Kepada ASN Jabar yang akan melakukan operasi semut, Emil mendoakan setiap langkah dalam kegiatan bebersih tersebut bisa menjadi pahala di akhirat kelak.
"Hari ini dengan penuh semangat setiap keringat itu jadi amal jariah bagi kita. Jadi beruntunglah yang datang hari ini bebersih sebagai simbol kebersamaan," katanya.
Sementara menurut Kadis BMPR Jabar, Bambang Tritoyuliono, Masjid Raya Al-Jabbar memiliki banyak keunikan. Masjid Raya Al-Jabbar merupakan masjid terapung, dengan banyak ornamen yang luar biasa. Bagaimana kubah Masjid Raya Al-Jabbar seluas 1 hektare 99x100 meter persegi, tanpa ada tiang penyangga.
"Jadi bebannya, hanya dibebankan kepada struktur tulangan plafon. Kemudian kaca patri, yang pelaksanaannya sulit luar biasa," katanya.
Masjid Raya Al-Jabbar merupakan karya desain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang saat itu menjadi Wali Kota Bandung tahun 2015 yang lalu. Masjid Raya Al-Jabbar juga merupakan perjalanan panjang selama kurun waktu lima tahun. Mulai dari pembebasan tanah tahun 2015, kemudian tahun 2017 mulai pelakasanaan pembangunan hingga tahun 2022.
"Insya Allah tanggal 30 Desember 2022, Masjid Raya Al-Jabbar akan kita resmikan. Masjid ini, terapung di atas danau, punya struktur plafon tanpa tiang, ornamen-ornamen banyak sekali handmade karya anak-anak Jawa Barat yang mempunyai nilai seni yang luar biasa," katanya.