Senin 02 Jan 2023 19:39 WIB

Kunjungan Wisatawan ke Green Canyon Pangandaran Menurun

Pengunjung Green Canyon menurun 40-50 persen dibandingkan momen Nataru sebelumnya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Objek wisata Green Canyon, Kabupaten Pangandaran.
Foto: BI Tasikmalaya
Objek wisata Green Canyon, Kabupaten Pangandaran.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN — Jumlah pengunjung objek wisata Green Canyon, Kabupaten Pangandaran, disebut menurun pada momen liburan Natal dan tahun baru (Nataru) lalu dibandingkan momen yang sama sebelumnya. Terjadinya bencana di sejumlah daerah wilayah Provinsi Jawa Barat dan hoaks dinilai memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ini.

Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cukang Taneuh-Green Canyon Kabupaten Pangandaran, Iyus Rahman, kunjungan wisatawan ke objek wisata Green Canyon pada momen Nataru kali ini terbilang sepi ketimbang momen sebelumnya. “Turunnya sekitar 40 persen hingga 50 persen,” kata dia, Senin (2/1/2023).

Iyus menjelaskan, tingkat kunjungan wisatawan sejak masa libur Natal 2022 hanya sekitar 150 orang setiap hari. Jumlahnya disebut seperti momen akhir pekan biasa. Sementara pada momen Nataru sebelumnya, kunjungan wisatawan ke Green Canyon disebut bisa mencapai sekitar 400 orang hingga 500 orang per hari. Bahkan, ketika itu calon pengunjung disebut sampai mengantre di loket pembelian tiket. “Sekarang mah tidak ada macet. Saat ini kondisi cuaca di Green Canyon sedang baik. Warna air juga hijau,” ujarnya.

Menurut Iyus, ada sejumlah faktor yang memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ini. Ia menduga salah satu faktornya adalah kejadian bencana, khususnya gempa bumi, di wilayah Provinsi Jawa Barat. Setelah kejadian bencana, kata dia, muncul hoaks, termasuk hoaks terkait kondisi di Pangandaran. Bermunculannya hoaks ini dinilai membuat takut wisatawan untuk berwisata di Pangandaran.

Karena itu, Iyus berharap pemerintah dapat sigap menghadapi hoaks. Ketika muncul hoaks atau kabar yang tidak benar, kata dia, diharapkan pemerintah dapat segera melakukan klarifikasi. “Kalau tak segera diklarifikasi, akan berdampak banyak. Kemarin, misalnya, ada isu, langsung diklarifikasi. Itu ada perubahan kunjungan, lumayan. Jadi harus cepat tanggap,” kata Iyus.

Munculnya hoaks terkait bencana di Pangandaran sebelumnya menjadi sorotan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) setempat. Khususnya setelah kejadian bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur. Beredarnya hoaks dinilai berdampak terhadap kunjungan wisatawan. 

Kepala Disparbud Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari mengatakan, kunjungan wisatawan pada momen Nataru kali ini tidak seramai biasanya. Begitu juga saat malam pergantian tahun. “Malam tahun baru juga sepi, hanya ramai oleh wisatawan lokal yang pakai motor,” kata dia kepada Republika, Senin (2/1/2023).

Berdasarkan pengamatannya, Tonton menilai, tingkat kunjungan wisatawan menurun karena maraknya kejadian bencana di berbagai daerah. Selain itu, muncul hoaks terkait kondisi di Pangandaran. Tonton mengatakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga sempat mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi. Hal ini dinilai ikut berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke destinasi wisata pantai.

Tonton mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kunjungan wisatawan pada momen Nataru ini. “Evaluasi ke depan, kami akan lihat (memastikan) kenapa ini sepi,” ujar dia.

Ihwal hoaks, Tonton mengatakan, pemerintah daerah akan berupaya melakukan penanganan terhadap hoaks yang beredar di media sosial. Salah satunya dengan mendorong pembentukan Pangandaran Saber (Sapu Bersih) Hoaks.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement