Selasa 17 Jan 2023 15:56 WIB

Fenomena Super New Moon, BPBD Indramayu Imbau Warga Waspada Banjir Rob

BPBD memonitor kondisi pasang air laut di pesisir Kabupaten Indramayu. 

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Warga melihat bangunan rumah makan yang rusak akibat diterjang ombak dan banjir rob di Desa Eretan Kulon, Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/12/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Warga melihat bangunan rumah makan yang rusak akibat diterjang ombak dan banjir rob di Desa Eretan Kulon, Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, meminta masyarakat di wilayah pesisir mewaspadai naiknya ketinggian pasang air laut, yang bisa memicu banjir rob. Hal itu seiring dengan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait fenomena super new moon atau fase bulan baru, yang bersamaan dengan perige (jarak terdekat bulan ke bumi) pada 21 Januari 2023.

Kepala Pelaksana Kabupaten Indramayu Dadang Oce Iskandar mengatakan, sudah menerima informasi tersebut. Ia mengaku sudah menyebarkannya informasi ke grup khusus camat yang wilayahnya berada di pesisir Indramayu. “Kami mengimbau masyarakat dan pemerintah desa agar waspada, terutama bila dalam tiga hari ke depan ada gelombang besar,” kata Oce, Selasa (17/1/2023).

Baca Juga

Oce mengatakan, BPBD terus memonitor kondisi pasang air laut di wilayah pesisir Indramayu. Ia berharap wilayah Indramayu terhindar dari bencana. Kalau sampai terjadi banjir rob parah, kata dia, masyarakat bisa mengungsi. Menurut dia, para camat, khususnya di wilayah pesisir, biasanya menyiapkan tempat evakuasi. “Biasanya kalau tidak di balai desa, di masjid-masjid terdekat,” ujar Oce.

Peringatan soal potensi meningkatnya ketinggian pasang maksimum air laut, sehubungan dengan fenomena super new moon dan perige, tidak hanya ditujukan untuk kawasan pesisir Jawa Barat, tapi juga di beberapa daerah lain di Indonesia. 

Prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, fenomena alam tersebut dapat memicu potensi banjir rob, yang waktunya diperkirakan berbeda-beda. “Untuk pesisir Jawa Barat, termasuk pesisir Kabupaten Indramayu, potensi terjadinya banjir rob diprakirakan pada 17-19 Januari 2023,” kata Ahmad Faa Izyn, yang akrab disapa Faiz, kepada Republika, Selasa.

Faiz mengatakan, terjadinya pasang maksimum air laut atau banjir rob dapat berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pesisir dan pelabuhan. Seperti aktivitas di permukiman pesisir, aktivitas bongkar muat di pelabuhan, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat. “Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement