REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pemkab Ciamis melaksanakan pertemuan virtual dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Kamis (19/1/2023). Pertemuan itu dilakukan untuk membahas percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di sejumlah daerah.
Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra, mengatakan, angka stunting di daerahnya mengalami penurunan sebanyak 1,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menyebut, angka stunting di Kabupaten Ciamis pada 2022 sebesar 3,4 persen.
"Terkait dengan kasus balita dengan berat badan kurang (underweight), gizi buruk (stunting), dan gizi kurang (wasting), dari tahun 2021 ke tahun 2022 terjadi penurunan masing-masing sebanyak 0,3 persen, 1,5 persen dan 0,5 persen," kata dia melalui siaran pers, Kamis.
Menurut dia, keberhasilan capaian penekanan angka tersebut tidak lepas dari kerja sama dan sinergitas lintas sektor. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan inovasi untuk menekan angka stunting.
Ihwal penanganan kemiskinan, Yana mengatakan, terjadi penurunan meski tidak signifikan. Pada 2021, angka kemiskinan di Kabupaten Ciamis adalah 7,97 persen. Sementara pada 2022, angka itu turun menjadi 7,72 persen.
"Hal tersebut tentu tidak lepas dari upaya-upaya kami, seperti di antaranya biaya kesehatan gratis bagi warga tidak mampu, pemberian beasiswa bagi siswa dari keluarga yang tidak mampu, peningkatan akses pelayanan dasar, pperasi pasar murah, dan lainnya," kata Yana.
Sementara itu, Menko Muhadjir mengatakan, pertemuan virtual merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pemenuhan target penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim di kabupaten/kota. Ia mengajak para kepala daerah agar berupaya lebih keras lagi dalam menurunkan angka stunting di daerahnya masing-masing. Pasalnya, penurunan yang terjadi pada 2022 masih belum mencapai angka yang telah ditargetkan.
"Saya ucapkan banyak terima kasih atas capaian-capaian yang telah diraih oleh kabupaten dan kota, akan tetapi kita masih tetap harus mencapai target penurunan pada tahun 2023 ini. Minimal bisa mencapai target 3,8 persen atau 4 persen," kata dia.