REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat (Jabar) Rachmat Taufik Garsadi, menuturkan, pihaknya menargetkan 60 orang petani milenial bisa diberangkatkan magang ke Jepang.
"Target kita mendukung petani milenial. Kemarin kita melatih 60 orang. Mudah-mudahan yang 60 orang bisa kita kirim ke Jepang untuk magang," kata Rachmat Taufik Garsadi, ketika dihubungi, Selasa (24/1/2023).
Petani milenial adalah program pengembangan untuk para petani muda Jabar pada berbagai komoditas agrikultur. Taufik berharap, petani milenial yang diberangkat magang ke Jepang tersebut nantinya bisa mentransfer ilmu selama magang di Negeri Sakura, kepada generasi muda yang ingin menjadi petani.
"Kita berharap setelah mereka magang di sana, mereka output-nya punya skill dan jejaring, sehingga ketika dia kembali ke sini, dia bisa jadi contoh kepada generasi muda," kata Taufik.
Menurut dia, petani milenial akan jadi wajah teladan generasi baru dengan tinggal di desa. Tapi, penghasilannya sama dengan di kota, dan dengan e-commerce bisnis mereka bisa mendunia.
Saat ini, produk petani milenial kini sudah bisa dijumpai di gerai yang ada di mal dan stasiun kereta api melalui Gerai Petani Milenial, di antaranya Cihampelas Walk Kota Bandung, Stasiun KA Bandung, dan Botani Square Mall di Kabupaten Bogor. Adapun produk petani muda yang dijual seperti madu, kopi, gula aren, abon, dan jus jeruk nipis.
Kehadiran Gerai Petani Milenial ini diharapkan memacu semangat para petani milenial untuk meningkatkan produktivitaskarena hasil panen mereka masuk ke pasar premium.
Analis Kebijakan Ahli Utama di Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Dewi Sartika mengungkapkan, Gerai Petani Milenial sesuai dengan harapan Gubernur Ridwan Kamil yang sejak awal mempunyai misi mencetak petani muda yang produknya bisa dipasarkan.
"Jadi, kita tidak hanya membentuk para petani milenial saja, melainkan juga kita bina, (kasih) bantuan modal, termasuk pemasaran. Nah gerai ini wujud nyata dari fasilitasi pemasarannya," ujar Dewi Sartika.
Dewi menuturkan, Program Petani Milenial diharapkan dapat menyelesaikan masalah keterbatasan tenaga kerja dengan meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan di Jabar. Peluangnya relatif besar jika digarap oleh petani muda yang kreatif dan cenderung menguasai teknologi digital.
"Hari ini, kita sangat bersyukur produk petani milenial hadir di mal yang akan sangat mudah diakses. Jadi ini program Pemprov Jabar melalui petani milenial, yang mana kami mendorong petani muda untuk berusaha," kata Dewi.