Rabu 01 Feb 2023 17:37 WIB

Aduan di Masjid Al Jabbar, Satpol PP: Banyak Anak Terpisah dari Orang Tua

Pengunjung Masjid Raya Al Jabbar diminta tidak lengah menjaga anak. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
Pengunjung beraktivitas di area halaman Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Sabtu (7/1/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pengunjung beraktivitas di area halaman Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Sabtu (7/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengingatkan warga yang berkunjung bersama anak ke Masjid Raya Al Jabbar agar lebih awas. Terlebih ketika kondisi masjid yang ada di Gedebage, Kota Bandung, itu tengah ramai pengunjung, seperti saat hari libur.

Pasalnya, Satpol PP kerap menerima aduan soal anak yang terpisah dari orang tuanya di lingkungan Masjid Raya Al Jabbar. Kepala Satpol PP Provinsi Jabar M Ade Afriandi mengatakan, sejak Masjid Raya Al Jabbar diresmikan pada 30 Desember 2022 hingga sekarang, pihaknya menerima sekitar 500 aduan.

Baca Juga

Aduan yang terbilang sering diterima, menurut Ade, pengunjung atau anak yang terpisah dari rombongannya. “Nah, ini 70 persen (aduan) terpisah dari rombongan atau orang tuanya. Kebanyakan anak-anak yang terpisah dari orang tua,” kata Ade kepada Republika, Rabu (1/2/2023).

Karena itu, Ade mengimbau orang tua yang membawa anak ke Masjid Raya Al Jabbar agar tidak lengah menjaga dan mengawasi anak. Apabila ada aduan, kata dia, petugas di lapangan akan membantu dengan memantau ke seluruh area Masjid Al Jabbar.

“Begitu menerima pengaduan di ruang informasi, petugas kami di lapangan langsung memantau ke semua area Masjid Al Jabbar. Dengan alat komunikasi menginformasikan ke pengunjung melalui pengeras suara. Selain itu, dengan megaphone petugas mobil berkeliling,” ujar Ade.

Selain soal anak yang terpisah dari orang tua, Satpol PP juga menerima beberapa laporan soal pengunjung yang merasa kecopetan telepon genggam (HP). Ade pun mengingatkan pengunjung Masjid Raya Al Jabbar agar lebih berhati-hati dan menjaga barang bawaannya.

Berdasarkan laporan awal, menurut Ade, ada dua titik di mana warga merasa kecopetan, yaitu di area jembatan atau tempat parkir. Ade mengatakan, di dua lokasi tersebut sering kali ramai pengunjung, terutama saat hari liburan. Karena itu, di lokasi tersebut bisa jadi rawan copet beraksi. “Ya karena di situ kan selalu terjadi penumpukan,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement