REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Jalan raya di wilayah Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dikabarkan bertahun-tahun tak kunjung diperbaiki. Lantaran kesal, sejumlah warga menanam pohon pisang di ruas jalan yang rusak, Kamis (16/2/2023).
Berdasarkan pantauan Republika, kerusakan di jalan raya wilayah Desa Pranggong tersebar di sejumlah titik sepanjang kurang lebih tiga kilometer. Tampak lubang di sejumlah titik jalan, dengan diameter dan kedalaman yang bervariasi.
Saat musim hujan seperti sekarang ini, lubang di jalan itu ada yang tertutup air dengan warna keruh kecokelatan. Di sejumlah titik pun tampak aspal jalan sudah terkelupas, sehingga hanya tinggal tanah yang kondisinya licin jika terkena air.
Warga menyebut kerusakan jalan sudah terjadi selama kurang lebih sepuluh tahun. Kondisinya disebut makin rusak saat masa pandemi Covid-19. “Sudah tidak terhitung berapa banyak korban yang jatuh akibat kondisi jalan yang rusak seperti ini,” kata Rudi Hartono (37 tahun), salah satu warga setempat, saat ditemui di Desa Pranggong, Kamis (16/2/2023).
Rudi mengatakan, ruas jalan tersebut merupakan akses utama masyarakat Desa Pranggong. Karena kondisi jalan rusak, menurut dia, ada saja pengguna kendaraan yang terjatuh. Begitu juga anak-anak yang hendak ke sekolah maupun yang pergi mengaji ke madrasah.
“Mereka akhirnya terpaksa pulang lagi, tidak jadi berangkat ke sekolah karena pakaian seragam mereka kotor akibat terjatuh. Kasihan sekali,” katanya.
Rudi mengatakan, warga lainnya pun ada yang terjatuh akibat kondisi jalanan yang berlubang dan licin. Beberapa hari lalu, dikabarkan ada sebuah truk pengangkut bambu yang hampir terguling akibat lubang jalan yang terbilang dalam. Lubang itu tertutup genangan air hujan, sehingga tidak terlihat oleh pengemudi truk.
Melihat kondisi jalan rusak dan dampaknya, Rudi berharap pemerintah segera turun melakukan penanganan. “Kami, atas nama masyarakat Desa Pranggong, mohon dengan sangat kepada pemerintah agar jalan ini segera diperbaiki,” kata Rudi.
Warga lainnya, Rian (32), juga berharap agar pemerintah daerah tidak menutup mata dengan kondisi jalan yang rusak itu. Ia mengaku setiap hari harus melewati jalan rusak itu untuk menuju tempat kerjanya. Kondisinya disebut kian menyulitkan saat musim hujan seperti sekarang ini karena jalanan licin dan lubang di jalan tidak terlihat lantaran tertutup air.
“Susah untuk mencari jalan yang enggak rusak untuk dilewati. Hampir tidak ada pilihan karena kerusakannya merata,” kata Rian.