REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemkab Garut menggelar Gebyar Pesona Budaya Garut di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Sabtu (18/2/2023). Kegiatan itu merupakan rangkaian dari Hari Jadi Garut (HJG) ke-210 tahun.
Berdasarkan pantauan Republika, kegiatan yang digelar pagi hari itu menarik ribuan masyarakat untuk menonton. Pasalnya, kegiatan tersebut sudah lama tak dilaksanakan dengan meriah lantaran dalam dua tahun terakhir terjadi pandemi Covid-19.
Gebyar Pesona Budaya Garut itu dimulai dengan pagelaran seni. Sejumlah kesenian seperti lagu nuansa Garut, pencak silat, hingga rampak kendang, dihadirkan dalam kegiatan itu. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan tari dangiang, yang mengisahkan cerita perjalanan Bupati Garut, Rudy Gunawan.
Usai tarian selesai, kegiatan dilanjutkan dengan defile batik dengan ribuan peserta dari berbagai komunitas dan instansi. Terakhir, kegiatan ditutup dengan kirab budaya yang menampilkan berbagai atraksi.
Bupati Rudy, mengatakan, Gebyar Pesona Budaya Garut sengaja digelar untuk membuat masyarakat Kabupaten Garut senang. Pasalnya, dalam kegiatan itu terdapat berbagai kesenian khas Kabupaten Garut.
"Ayo kita bergenbira karena sudah dua tahun kegiatan ini tidak digelar," kata dia.
Salah seorang warga yang hadir dalam kegiatan itu, Supriyadin (39 tahun), mengaku terhibur dengan Gebyar Pesona Budaya Garut. Pasalnya, sudah lama kegiatan itu tak dilaksanakan dengan meriah.
"Banyak kesenian dari berbagai wilayah Garut. Senang lihatnya. Apalagi setelah pandemi selesai," kata dia.
Warga lainnya, Asep (50), juga mengaku senang dengan kegiatan tersebut. Menurut dia, melalui kegiatan itu, masyarakat bisa kembali melihat kesenian dari berbagai wilayah Kabupaten Garut.
"Sangat bagus karena bisa membuat masyarakat kenal lagi dengan kesenian," kata warga asal Kecamatan Cilawu itu.
Namun, Asep berharap, ke depannya Gebyar Pesona Budaya Garut tak hanya digelar di pusat kota, melainkan di berbagai wilayah lainnya. Sebab, warga Kabupaten Garut yang berada di wilayah yang jauh jadi sulit untuk menikmatinya.
"Kalau bisa juga di wilayah lain. Kan kasihan dari selatan tidak bisa menyaksikan," ujar dia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Agus Ismail, mengatakan, tujuan digelarnya Gebyar Pesona Budaya Garut tak lain untuk meningkatkan kreativitas masyarakat. Di sisi lain, kegiatan itu juga untuk mempromosikan pariwisata Kabupaten Garut.
"Alhamdulillah tahun ini PPKM telah dicabut, jadi kegiatan ini bisa diselenggarakan secara meriah," kata Agus.
Dia menyebutkan, terdapat lebih dari 4.000 peserta yang ikut memeriahkan Gebyar Pesona Budaya Garut tahun ini. Itu menunjukkan bahwa Kabupaten Garut memiliki banyak potensi kesenian dan kebudayaan yang dapat mendorong promosi pariwisata.
"Jadi harapan ke depan masyarakat di luar bisa melihat potensi Garut yang luar biasa ini," kata dia.
Dalam kegiatan itu, Pemkab Garut juga mengadirkan 25 raja atau sultan dari berbagai wilayah Indonesia. Kedatangan para raja atau sultan itu disebut sebagai sebuah kebanggaan. Diharapkan, para raja dan sultan dapat mengonfirmasikan ke rakyatnya bahwa Kabupaten Garut memiliki banyak potensi kesenian.
"Kami berharap informasi soal Kabupaten Garut sampai ke daerah lain," ujar Agus.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar, menilai, kegiatan Gebyar Pesona Budaya Garut merupakan salah satu rangkaian paling penting dalam peringatan Hari Jadi Garut. Pasalnya, Kabupaten Garut berbagai potensi kebudayaan, yang bisa dikembangkan menjadi potensi pariwisata.
"Kebudayaan merupakan salah satu poin penting dalam pariwisata. Ini perlu dilestarikan," kata dia.