Selasa 21 Feb 2023 11:42 WIB

Ribuan Hektare Padi Puso, DTPH Jabar Siapkan Bantuan Benih

DTPH Jabar menyebut padi puso paling banyak terjadi di Kabupaten Cirebon.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Sawah terendam banjir.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
(ILUSTRASI) Sawah terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Ribuan hektare tanaman padi di wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dilaporkan terdampak bencana pada musim hujan kali ini. Sejumlah sawah mesti ditanam ulang karena padi puso, seperti di Kabupaten Cirebon.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jabar Dadan Hidayat, pada musim hujan ini dilaporkan sekitar 11.800 hektare tanaman padi di wilayah Jabar terendam banjir.

Sekitar 3.999 hektare sawah disebut mesti dilakukan penanaman kembali karena padi puso. Seperti di Kabupaten Cirebon, di mana padi yang baru tanam puso akibat bencana.

“Tanaman padi yang puso paling banyak terjadi di Kabupaten Cirebon, dengan jumlah mencapai 3.800 hektare,” kata Dadan di Cirebon, Senin (20/2/2023).

 

Dadan mengatakan, DTPH Jabar menyediakan bantuan benih bagi petani yang padinya puso akibat bencana. Untuk itu, kata dia, permohonan bantuan benih bisa disampaikan dari dinas terkait kepada DTPH Jabar.

“Kami siapkan bantuan benih kalau mau. Nanti diusulkan melalui Dinas Pertanian Cirebon,” ujar Dadan.

Mengantisipasi risiko serupa, Dadan mengimbau petani atau pemilik sawah untuk menjadi peserta Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), yang digulirkan Kementerian Pertanian. Ia mengatakan, petani hanya perlu membayar premi Rp 36 ribu per hektare.

Apabila sawah terdampak bencana dan padi puso seperti sekarang ini, Dadan mengatakan, petani bisa mengajukan klaim kepada pihak asuransi, dengan nilai Rp 6 juta per hektare per musim tanam.

“Di Jawa Barat, kami mendapatkan kuota 200 ribu hektare lahan persawahan untuk diikutkan AUTP,” kata Dadan.

Dadan juga mendorong upaya penanganan banjir, yang dapat berdampak terhadap area persawahan. Sebab, apabila sawah terkena banjir dan tanaman padi puso, ada potensi yang hilang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement