REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Rabu (22/2/2023) siang, Ma’mun terlihat sedang duduk di panggung sekolah SDN Argasari. Kepala SDN Argasari itu mengaku tak tahan dengan bau sampah yang tercium di ruang kerjanya.
Di area panggung sekolah itu, Ma’mun bermaksud mencari udara segar, tapi bau sampah masih tercium samar. “Kami hampir tiap hari mencium bau menyengat, apalagi ketika turun hujan,” kata dia.
Lokasi SDN Argasari di Jalan Bantar, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, hanya sekitar tujuh meter dari tempat pembuangan sementara (TPS) sampah. Dari situlah bau sampah berasal.
Ketika bau sampah sudah dirasa sangat mengganggu, kegiatan belajar siswa terpaksa dipindah ke luar kelas. Lokasi belajar biasanya dipindahkan ke lapangan sekolah, apabila cuaca tak panas. Ketika tidak memungkinkan, siswa belajar di area panggung atau mushala sekolah.
Meski lokasi belajar sudah dipindahkan ke luar kelas, bau sampah kadang masih tercium. Republika sempat memantau sejumlah siswa SDN Argasari yang sedang belajar di ruang kelas siang itu. Ketika ditanya soal yang tercium di dalam kelas, para siswa itu kompak menjawab, “Bau.”
Ma’mun mengatakan, pihak sekolahnya sudah lama mengusulkan TPS Argasari dipindah. Kepala sekolah sebelumnya pun sudah menyuarakan hal serupa. “Ada mungkin dari lima tahun terakhir, tapi baru kali ini terealisasi,” kata dia.
Pada Rabu (22/2/2023), Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya memutuskan untuk menutup TPS Argasari. Ketika mendengar rencana itu, Ma’mun menyambut baik. “Saya sangat apresiasi penutupan penuh ini karena keberadaan TPS sudah sangat mengganggu aktivitas belajar,” kata Ma’mun.
Berdasarkan pantauan Republika, petugas melakukan pembersihan TPS Argasari menggunakan alat berat sebelum penutupan dilakukan. Truk pengangkut sampah bolak-balik mengangkut sampah dari TPS Argasari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir.
Selepas dibersihkan, lahan bekas TPS Argasari itu diratakan menggunakan alat berat. Personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tasikmalaya kemudian memasang pagar bambu di sisi bekas lahan TPS, serta memasang spanduk yang berisi pemberitahuan bahwa TPS Argasari ditutup.
Lurah Argasari, Rahmat Koswara, mengatakan, bau sampah dari TPS Argasari selama ini memang mengganggu, terutama terhadap aktivitas di SDN Argasari. Persoalan itu disebut sudah menahun.
Karena itu, Rahmat mengapresiasi keputusan Pemkot Tasikmalaya untuk menutup total TPS Argasari. Ia mengeklaim terus mengusulkan penutupan TPS tersebut. Akhirnya bisa direalisasikan.
“Alhamdulillah, ada keputusan baik dari pemerintah karena ini merupakan TPS resmi,” kata Rahmat.