Senin 20 Mar 2023 16:38 WIB

Jabar Butuh Dana Rp 20 Triliun untuk Bangun Infrastruktur Air

Namun, dana tersebut akan berat jika hanya mengandalkan dana pemerintah. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja.
Foto: istimewa
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Infrastruktur air masih harus dibangun di Jawa Barat. Provinsi ini setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp20 triliun untuk pengembangan sektor air hingga tahun 2035. Namun, dana tersebut akan berat jika hanya mengandalkan dana pemerintah. 

"Sampai 2035, kita butuh investasi hingga Rp 20 triliun-an. Sehingga, blended financial ini andalan salah satu solusi yang diharapkan bisa mengatasi kebutuhan anggaran kita. Kita tahu, kalau urusan air bersih di Jabar sudah lumayan, tapi kalau urusan pipa, kita masih kecil," ujar  Sekda Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, di acara workshop “Blended Finance for Water Sector” di Institut Teknologi Bandung (ITB), Kota Bandung, Senin (20/3/2023). 

Untuk pemenuhan akses infrastruktur air, kata dia,  di Jawa Barat pihaknya sebenarnya sudah banyak mengembangkan beberapa infrastruktur. Selain itu, ada juga proyek Pusat yang dikerjakan di Jawa Barat.

Workshop dengan mengusung topik “Blended Finance for Water Sector”  dipilih karena air merupakan kebutuhan dasar untuk setiap orang. 

 

Sementara. pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan air melalui infrastructure delivery. Tantangan utama terkait dengan Infrastruktur Sektor Air adalah kebutuhan investasi yang tinggi, sementara itu ada keterbatasan dana. 

Untuk workshop mendatang dengan tema “Blended Finance for Water Sector”, akan ada 4 (empat) topik dalam diskusi panel yaitu: Blended Finance for Water Sector, Best Practices from Other Countries, Risk Management in Blended Finance, dan Water Governance on Blended Finance Practice. 

Tujuan dari penyelenggaraan Workshop adalah untuk mendiskusikan Key Issues dan tantangan dalam mencapai Blended Finance untuk Sektor Air berdasarkan pada pengalaman baik di tingkat nasional maupun internasional. 

Sementara itu, output dari workshop adalah untuk menstrukturkan dan menetapkan kerangka untuk mengimplementasikan blended finance untuk Sektor Air, serta untuk memperoleh Key Issue atau mengidentifikasi topik untuk Water Innovative Finance yang dihasilkan dari pendekatan partisipatif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement