REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setelah digelar sejak pertengah Maret lalu, kegiatan Operasi Pasar Murah telah berhasil dilaksanakan di 24 kecamatan di Kota Bandung. Namun, masih ada enam kecamatan lain yang belum terselenggarakan Pasar Murah, dan ditargetkan rampung pada Senin (10/4) mendatang.
“Hari ini kan ada di tiga kecamatan, Lengkong, Ujungberung dan Cinambo. Besok ada di Arcamanik, Panyileukan dan Cibiru, lalu Senin Bandung Wetan, Cicendo, dan Cidadap. Jadi tersisa enam kecamatan lagi, 24 lainnya sudah selesai,” tutur Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah saat ditemui di Pasar Murah yang diselenggarakan di Kantor Kelurahan Burangrang, Lengkong, Kota Bandung, Rabu (5/4/2023).
Elly mengatakan, sejauh ini, seluruh kegiatan pasar murah terus menulai respons dan animo positif dari masyarakat, terlihat dari terus membeludaknya jumlah pembeli di setiap titik. Hal ini, kata dia, disebabkan harga komoditas yang dibandrol di pasar murah jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran.
“Yang jelas prinsip kami adalah mengadakan kegiatan ini di seluruh kecamatan dan menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah, jauh dibawah harga ritel dan pasaran. Bisa 50 persen diskonnya,” jelasnya.
Hingga saat ini, komoditas yang paling banyak dicari adalah MinyaKita dan beras, mengingat harga miring yang ditawarkan. Selain itu, telur dan produk-produk lain seperti sirup, kue lebaran, dan cemilan hari raya juga banyak diburu.
Elly mengatakan, sejauh ini, tidak ada pembatasan pembelian yang diterapkan, kecuali MinyaKita, yang memang pasokan per titiknya terbatas di kisaran 1.200 hingga 1.800 liter saja. Pembelian gas ukuran tiga kilo juga dibatasi hanya untuk warga domisili Kota Bandung saja, sambung Elly.
“Pembelian yang dibatasi itu MinyaKita, maksimal dua liter per orang, karena biasanya per titik kita hanya jatahi 1.200-1.800 liter. Tapi kalau sudah akhir-akhir dibebaskan boleh beli sampai empat liter per orang,” jelasnya.
“Kalau gas elpiji itu diwajibkan menunjukkan KTP, karena itu barang subsidi ya, jadi dibatasi,” sambungnya.
Saat ditanya kondisi fluktuasi harga komoditas pokok di pasaran, Elly menerangkan bahwa mayoritas harga bahan pokok sudah mulai melandai. Harga telur, daging ayam, beras, bawang merah dan bawang putih hingga cabai yang sebelumnya sempat melambung, kini sudah terpantau turun.
“Berdasarkan pantauan di pasar-pasar, harga relatif turun semua, telur daging ayam daging sapi bawang merah barang putih hingga cabai itu mulai melandai turun. Yang agak naik justru harga bawang bombai garam dan tomat. Selebihnya mayoritas turun termasuk beras,” kata Elly.
“Mudah-mudahan ini pertanda baik dan kita akan terus jaga agar menjelang Idul fitri nanti tidak ada komoditas yang terlalu melambung. Yang jelas stok dalam kondisi aman tersedia untuk seluruh komoditas,” harapnya.
Sementara itu, Juju (52 tahun) dan Lia (48) mengaku sangat terbantu dengan adanya operasi pasar murah. Menurutnya, harga yang dipatok dalam kegiatan yang ditujukan untuk menstabilkan harga pasar ini sangat jauh dibandingkan harga pasaran.
“Sangat membantu banget, biasanya minyak dua liter bisa sampai Rp 38-40 ribu disini cuma Rp 32 ribu, murah-murah banget. Aku akan kesini lagi sih, tadi bawa uangnya pas-pas an, Ini mau ambil lagi,” ujar Lia kepada Republika, Rabu (5/4/2023).
Juju berharap, kegiatan pasar murah ini dapat menjadi kegiatan rutin sehingga mampu membantunya juga ibu-ibu rumah tangga lainnya untuk mendapatkan harga bahan pokok yang miring tanpa harus mengorbankan kualitas.
“Pengen banget pasar murah diadakan lagi, karena sangat membantu, di sini murah-murah dan bagus kualitasnya,” ujarnya.