Selasa 02 May 2023 13:53 WIB

Selepas Jembatan Otista Bogor Ditutup, Lalu Lintas Padat di Sejumlah Titik

Pemkot Bogor akan mengevaluasi rekayasa lalu lintas selepas penutupan Jembatan Otista

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Irfan Fitrat
Arus lalu lintas kendaraan di ruas Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (2/5/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Arus lalu lintas kendaraan di ruas Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (2/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Rekayasa lalu lintas mulai diterapkan setelah akses menuju Jembatan Otista, Kota Bogor, Jawa Barat, ditutup, Senin (1/5/2023) malam. Pada Selasa (2/5/2023), terpantau kepadatan lalu lintas kendaraan di sejumlah titik wilayah Kota Bogor.

Berdasarkan pantauan Republika, di ruas Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, tepatnya di sekitar Tugu Kujang dan Rumah Sakit PMI, terlihat kepadatan arus kendaraan menuju Jambu Dua. Di sana, jalan yang tadinya satu arah dijadikan dua arah. Kemudian ada lampu lalu lintas tambahan.

Baca Juga

Di simpang Jambu Dua juga tampak kepadatan arus kendaraan. Sejumlah petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor terlihat melakukan pengaturan.

Salah seorang warga yang ditemui Republika di Jalan Pajajaran, Ami (30 tahun), mengaku kebingungan saat hendak menuju bank di kawasan Jalan Ir H Juanda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. “Enggak mudeng, masa harus memutar jauh,” kata warga Kabupaten Bogor itu.

 

Setelah mendapat informasi dari petugas Dishub di lokasi, Ami memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke bank dan kembali ke Kabupaten Bogor. Pasalnya, arus lalu lintas di ruas Jalan Pajajaran sudah padat. “Enggak jadi (ke bank) deh, besok saja balik lagi, dari pagi barangkali enggak terlalu macet,” ujar dia.

Pengguna jalan di kawasan Suryakencana, Susi (45), juga bingung saat akan pergi ke Pasar Bogor. Ia mengaku baru mengetahui arus lalu lintas kawasan Suryakencana kini berbalik arah. “Saya bingung dari Bogor Raya ke Pasar Bogor mutarnya jauh banget, tapi untungnya enggak macet di Suryakencana. Kayaknya besok-besok saya pindah pasar dulu deh sementara,” kata Susi.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, dari pantauannya sejak Selasa pagi, titik yang mengalami kepadatan, antara lain di sekitar Plaza Ekalokasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Kendaraan yang hendak menuju pusat kota dan Stasiun Bogor dialihkan menuju Ekalokasari hingga ke Batutulis dan keluar melalui Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, atau melalui kawasan pecinan Suryakencana.

Menurut Bima Arya, kawasan Suryakencana terpantau lebih sepi dibandingkan jalur lainnya. Ia menduga masih banyak yang belum mengetahui jalur Suryakencana (Surken) bisa dilalui masyarakat yang hendak pergi ke pusat kota.

“Memang belum semua mengetahui ada alternatif melalui Surken lawan arah. Terutama bagi yang mau ke Stasiun Bogor, ini bisa melalui Suryakencana. Jadi, pantauan saya, Surken baru sekitar 20 persen, tapi yang melalui Bondongan (Kecamatan Bogor Selatan) itu lebih padat lagi,” kata Bima Arya.

Bima Arya mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan melakukan evaluasi rekayasa lalu lintas yang diterapkan Selasa ini selepas penutupan Jembatan Otista. Termasuk lampu lalu lintas dan jumlah petugas di lapangan.

“Akan dilakukan penyesuaian traffic light karena beberapa traffic light terlalu lama, akan lebih dipercepat. Termasuk juga penambahan petugas. Apabila ternyata ada penumpukan yang melebihi batas, maka akan diurai secara manual,” kata Bima Arya.

Menurut Bima Arya, di sejumlah titik ada juga hambatan berupa kendaraan yang parkir di badan jalan. Ia mengatakan, akan dilakukan penanganan kendaraan parkir agar rekayasa lalu lintas tidak terkendala.

“Semua sambil kita hitung lagi, terutama yang dari Pajajaran menuju pusat kota, volumenya padat sekali yang melalui Ekalokasari. Jadi, kita akan coba melakukan treatment melalui penambahan petugas dan penyesuaian lampu (lalu lintas),” ujar Bima Arya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement