Jumat 12 May 2023 10:34 WIB

P2G: Keberanian Husein Ali Rafsanjani Bisa Jadi Contoh Guru Lain

Guru Diharapkan memiliki mental progresif untuk berani bersuara.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Satriwan Salim
Foto: dok. Pribadi
Satriwan Salim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyayangkan niat Husein Ali Rafsanjani untuk mengundurkan diri sebagai guru aparatur sipil negara (ASN). Guru yang viral akibat persoalan pelaporan dugaan pungutan liar (pungli) itu, semestinya dapat menjadi contoh bagi guru-guru lain agar berani bersuara seperti yang dia lakukan.

“Kami berharap guru yang di Pangandaran ini jangan mengundurkan diri. Karena, kami lihat itu cukup emonsional. Dia harusnya jadi contoh bagi guru-guru ASN lainnya supaya berani kayak guru ini,” ujar Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, kepada Republika, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga

 

photo
Guru ASN Husein Ali Rafsanjani tiba di Pendopo Pangandaran, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Kamis (11/5/2023). Kedatangan Husein disambut langsung oleh Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata. Jeje dan Husein diagendakan berbicara dari hati ke hati terkait masalah dugaan pungli dan intimidasi yang dialami guru muda itu. Pembicaraan itu dilakukan secara terutup. - (Republika/Bayu Adji P)

Di sisi lain, P2G menyayangkan hal tersebut juga karena tak mudah untuk mendapatkan ASN dengan status pegawai negeri sipil (PNS). Menurut Satriwan, untuk menjadi PNS, seorang guru membutuhkan perjuangan yang tak sebentar dan membutuhkan keseriusan. 

Apa yang didapatkan Husein, menurut dia, menjadi impian bagi guru-guru honorer, bahkan guru PPPK. “Ratusan ribu guru honorer bahkan guru PPPK itu masih bermimpi untuk menjadi PNS, tapi kebijakan di negara ini, PNS guru itu terakhir 2020 direkrutnya. Tahun 2021 sampai sekarang dan berikutnya itu kan rekrutmennya bukan PNS, tapi PPPK,” kata Satriwan.

Dia juga tak ingin langkah Husein mengundurkan diri menjadi potret menyedihkan atas kebutuhan guru PNS di Indonesia. Di mana, menurut Satriwan, Indonesia saat ini masih kekurangan guru ASN, terlebih guru PNS. 

Meski begitu, Satriwan mengaku, memahami bahwa untuk mengadapi persoalan seperti itu dan bersuara bukanlah hal yang mudah.  “Memang tidak mudah untuk speak up menghadapi kasus-kasus seperti ini. Tapi kami berharap guru-guru, apalagi guru yang memiliki mental progresif untuk berani bersuara,” ucap dia.

Satriwan yakin, masyarakat Indonesia pasti akan mendukung guru yang berani bersuara apabila kritik yang disampaikan betul-betul disampaikan secara jujur, objektif, dan bertanggung jawab. Bukan menyampaikan kritik karena ingin menyerang personal atau hal lain yang dapat merugikan pihak lain.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement