Senin 12 Jun 2023 16:59 WIB

Air Laut Masuk Sungai, Ribuan Hektare Tanaman Padi Terancam Puso

Saat ini sudah ada sekitar sepuluh hektare tanaman padi yang sudah mati.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sedikitnya 500 hektare tanaman padi yang tersebar di empat desa di  Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu terancam mati akibat terimbas air laut.
Foto: dok. KTNA Kecamatan Kandanghaur
Sedikitnya 500 hektare tanaman padi yang tersebar di empat desa di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu terancam mati akibat terimbas air laut.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan hektare tanaman padi di wilayah Kecamatan Kandanghaur dan Cantigi, Kabupaten Indramayu, terancam mengalami gagal panen (puso). Hal itu terjadi akibat air laut yang asin masuk ke saluran irigasi, imbas minimnya pasokan air tawar.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, menyebutkan, persoalan masuknya air asin ke saluran irigasi di Kecamatan Kandanghaur itu terjadi di Desa Parean Girang dan Bulak. Total luas lahannya mencapai sekitar 1.000 hektare.

Sedangkan, di Kecamatan Cantigi, kondisi tersebut terjadi di areal persawahan seluas kurang lebih 227 hektare.

"Umur tanaman padinya (yang terkena air asin di Kecamatan Kandanghaur) rata-rata dua pekan,’’ ujar Waryono, saat ditemui di Gedung DPRD Indramayu untuk mengadukan persoalan tersebut kepada wakil rakyat, Senin (12/6/2023).

Bahkan, Waryono menyebutkan, saat ini sudah ada sekitar 10 hektare tanaman padi yang sudah mati di wilayahnya akibat intrusi air laut tersebut.

Waryono menjelaskan, masuknya air asin ke saluran irigasi itu terjadi akibat minimnya pasokan air tawar di saluran irigasi. Selain faktor cuaca yang kini hampir tak pernah lagi hujan, minimnya pasokan air juga dipengaruhi adanya proyek modernisasi di saluran irigasi, mulai dari Bendung Rentang sampai saluran BT21.

Menurut Waryono, air dari Bendung Rentang sebenarnya sudah dibuka mulai 1 Juni 2023. Namun, karena adanya proyek modernisasi itu, tanam petani dilakukan secara serentak sehingga petani jadi berebut air.

"Air sih ada, tapi Desa Parean Girang dan Bulak itu lokasinya paling ujung. Jadi, air tidak sampai ke sana,’’ katanya.

Di sisi lain, ujar Waryono, Desa Parean Girang dan Bulak sudah melakukan percepatan tanam sejak akhir Mei–awal Juni, dengan maksud untuk menghindari kekeringan di pertengahan musim tanam. Namun, ternyata saat umur tanaman padi belum genap satu bulan, mereka justru sudah tidak kebagian pasokan air hingga akhirnya terjadi interusi air laut.

‘’Kalau pasokan air tawar datang dengan jumlah yang cukup di saluran irigasi, maka air asin akan terdorong ke laut,’’ ujar Waryono.

Waryono mengatakan, petani di wilayahnya selama ini telah melakukan pompanisasi untuk mengairi sawah mereka akibat kurangnya pasokan air. Namun, karena air di saluran irigasi kini bercampur dengan air asin, aktivitas pompanisasi di kedua desa itu terpaksa dihentikan.

Menurut Waryono, tanaman padi yang terkena air asin akan layu hingga akhirnya mati. Padahal, petani sudah mengeluarkan biaya besar untuk melakukan tanam pada musim tanam gadu (kemarau) 2023 ini.

Waryono menyebutkan, biaya yang sudah dikeluarkan petani hingga umur tanaman padi mencapai dua pekan rata-rata Rp 3 juta–Rp 4 juta per hektare. Namun, bagi petani yang sudah melakukan pemupukan pertama, biaya yang dikeluarkan sudah sekitar Rp 6 juta per hektare.

"Jika tidak segera mendapat pasokan air tawar di saluran irigasi, sekitar dua hari lagi tanaman padi akan layu dan mati,’’ kata Waryono.

Untuk itu, Waryono berharap agar pemerintah bisa secepatnya menggelontorkan pasokan air yang cukup untuk menyelamatkan tanaman padi milik petani di Kecamatan Kandanghaur maupun Cantigi. Dia pun meminta agar solusi itu bisa dilakukan tanpa prosedur yang bertele-tele. "Solusinya ya penggelontoran air," ujarnya.

Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, Syaefudin, saat menerima pengaduan dari para petani, langsung menelepon pihak Dinas PUPR Kabupaten Indramayu. Lewat sambungan telepon itu, dia meminta agar persoalan tersebut segera diatasi.

"Pasokan air harus secepatnya disalurkan agar tanaman padi tidak mati. Tanaman padi memang bukan tanaman air, tapi membutuhkan air," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement