REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berapa banyak orang yang bersedia membayar mahal untuk sebuah karya seni yang menawan? Nyatanya, sebuah lukisan bertajuk 'The Team of Red' karya seniman Bandung, Christine Ay Tjoe, dijual seharga Rp 14 miliar di Sotheby’s Asia, Singapura.
Tidak dapat disangkal kekuatan lukisan yang menakjubkan, dapat membangkitkan berbagai emosi dan bahkan bertindak sebagai pusat perhatian di suatu ruangan. Bagi beberapa kolektor, harga selangit tak masalah, mereka bersedia membayar atas nama seni yang bagus.
Tahun demi tahun, rumah lelang dan galeri pribadi menyaksikan penjualan yang memecahkan rekor untuk karya-karya dari Old Masters seperti Leonardo da Vinci dan Rembrandt, hingga tokoh-tokoh abad ke-20 seperti Jackson Pollock dan Pablo Picasso.
Melansir dari Veranda, kita akan melihat beberapa lukisan termahal yang pernah dijual dalam sejarah seni. Bahkan ada lukisan yang terjual dengan harga memecahkan rekor dan kontroversi di balik lukisan termahal di dunia di bawah ini.
1. Salvator Mundi karya Leonardo da Vinci
Salvator Mundi dijual seharga lebih dari 450 juta dolar AS (Rp 6,76 triliun) dilelang Christie pada 2017 kepada pembeli anonim. The New York Times melaporkan pembeli itu perwakilan untuk seorang pangeran Saudi, Bader bin Abdullah bin Mohammed bin Farhan al-Saud. Sejak saat itu, lukisan tersebut berada di bawah kepemilikan Kementerian Kebudayaan Arab Saudi.
Salvator Mundi diterjemahkan menjadi "Juruselamat Dunia", bukan hanya lukisan termahal di dunia, mungkin juga lukisan paling kontroversial. Banyak pakar meragukan bahwa karya itu sepenuhnya dilakukan oleh Leonardo da Vinci, dengan alasan komposisi keseluruhan tidak sepenuhnya selaras dengan gaya da Vinci. Satu analisis yang dilakukan oleh Louvre pada 2018, menyimpulkan gambar tersebut perlahan berkembang dengan Leonardo hanya menambahkan tangan dan lengan.
2. Interchange karya Willem de Kooning
Dianggap sebagai “senimannya seniman”, seniman Belanda-Amerika Willem de Kooning membentuk gaya ekspresionis abstrak dengan karya-karya gesturnya yang seringkali berdasarkan figur, lanskap, dan benda mati seperti lanskap kota yang lebih abstrak.
Titik fokus karya ini adalah bagian tengah berwarna merah muda, yang mewakili seorang wanita yang sedang berbaring di antara latar belakang yang sibuk. Kenneth C Griffin memperoleh lukisan dari cat minyak ini seharga 300 juta dolar AS (Rp 4,5 triliun) dari David Geffen Foundation pada September 2015.
3. The Card Players karya Paul Cézanne
Selama tahun 1890-an, Paul Cézanne membuat serangkaian lima karya yang menggambarkan pekerja buruh sedang bermain kartu. Sifat lukisan yang tenang (yang menggambarkan dua pria yang tenggelam dalam sebuah permainan), merupakan penyimpangan dari karya Cézanne yang dramatis dan penuh warna sebelumnya.
Sementara sebagian besar lukisan dalam seri ini dipajang di museum di seluruh dunia, lukisan yang satu ini dibeli oleh keluarga kerajaan Qatar seharga 250 juta dolar (Rp 3,75 triliun) AS pada 2011.
4. Nafea Faa Ipoipo? karya Paul Gauguin
Nafea Faa Ipoipo? diterjemahkan menjadi "Kapan Anda Akan Menikah?", adalah salah satu lukisan pertama yang dilukis Paul Gauguin setelah perjalanan pertamanya ke Tahiti pada 1891. Lukisan tersebut berfokus pada seorang wanita muda pribumi yang mengenakan bunga putih di rambutnya (di budaya tradisional Tahiti, sekuntum bunga di rambut menandakan orang tersebut siap untuk menikah) dan ibunya duduk melindunginya.
Awalnya, dilaporkan bahwa lukisan Gauguin ini dijual oleh pengusaha Swiss Rudolf Staechelin kepada pembeli Qatar seharga 300 juta dolar AS. Namun, gugatan pada 2017 kemudian mengungkapkan bahwa lukisan itu hanya dijual seharga 210 juta dolar AS (Rp 3,15 triliun).
5. Number 17A karya Jackson Pollock
Seorang pemimpin dalam gerakan ekspresionis abstrak, Jackson Pollock, menjadi terkenal karena teknik ‘menetes’, di mana Pollock akan menuangkan cat ke kanvas (seringkali diletakkan di lantai) sebagai cara untuk menyampaikan emosi melalui gerakan.
Number 17A, lukisan abstrak yang menampilkan kaleidoskop warna di atas kanvas papan serat, adalah salah satu karya awal Pollock yang menampilkan teknik ini. Miliarder Kenneth C Griffin membeli lukisan itu pada 2015 seharga 200 juta dolar AS (Rp 3 triliun) dari David Geffen Foundation.
6. The Standard-Bearer karya Rembrandt
Disebut-sebut sebagai salah satu mahakarya Rembrandt yang paling bersemangat, The Standard-Bearer adalah potret diri seniman Zaman Keemasan Belanda tahun 1636. Lukisan itu dulunya milik Raja Inggris George IV sebelum keluarga Rothschild mendapatkannya pada 1844.
Pada akhir 2021, pemerintah Belanda mengumumkan rencananya untuk membeli karya seni dari keluarga Rothschild ini untuk koleksi nasional negara tersebut. Lukisan itu akhirnya dijual ke Belanda seharga sekitar 198 juta dolar AS (Rp 2,98 triliun) pada 2022 dan sejak itu dipajang secara khusus di museum-museum di seluruh Belanda.
7. Shot Sage Blue Marilyn karya Andy Warhol
Lukisan ini mengguncang kancah seni ketika terjual lebih dari 195 juta dolar AS (Rp 2,93 miliar) kepada pedagang seni Amerika Larry Gagosian, selama pelelangan Christie pada 2022. Sebuah karya khas dalam oeuvre-nya, Warhol menciptakan lukisan tersebut, yang merupakan bagian dari lima lukisan seri, menggunakan teknik sablon dan foto publisitas yang dipotong dari film Niagra.