Selasa 18 Jul 2023 17:33 WIB

Hama Tikus Serang Sekitar Seribu Hektare Sawah di Indramayu

Petani pusing mengatasi serangan tikus dan mengkhawatirkan padi puso.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Area persawahan di desa wilayah Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, rusak akibat diserang hama tikus.
Foto: Dok Republika
Area persawahan di desa wilayah Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, rusak akibat diserang hama tikus.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Hama tikus dilaporkan menyerang area area persawahan di sejumlah desa wilayah Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Masifnya serangan tikus ini dikhawatirkan petani membuat tanaman padi puso atau gagal panen.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, menjelaskan, hama tikus itu menyerang sawah di wilayah Desa Karangmulya, Karanganyar, Wirapanjunan, Wirakanan dan Parean Girang.

Baca Juga

Sawah yang diserang tikus itu sudah ditanami padi, yang usianya kini sekitar 30 hari-45 hari. “Luasan area yang terserang tikus ada sekitar seribu hektare,” ujar Waryono kepada Republika, Selasa (18/7/2023).

Menurut Waryono, serangan hama tikus terjadi sejak setengah bulan yang lalu sampai sekarang ini. Jika tidak bisa teratasi, kata dia, bisa menyebabkan tanaman padi petani mengalami puso.

Waryono mengatakan, para petani terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi serangan hama tikus ini. Seperti melakukan geropyokan, pengemposan, sampai pemberian racun tikus.

Namun, semua upaya itu disebut belum membuahkan hasil yang diharapkan. Serangan tikus masih terjadi secara masif. “Padahal saya setiap hari operasi (pembasmian) tikus, tapi tikus masih saja banyak,” kata Waryono.

Menurut Waryono, serangan hama tikus memang biasanya lebih ganas saat musim kemarau. Pasalnya, kata dia, tidak semua area persawahan ditanami padi, sehingga tikus menyerang sawah yang ada tanaman padinya.

“Ya enggak tahu ini bagaimana cara mengatasinya. Petani dibikin pusing oleh tikus,” kata Waryono. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement