Rabu 23 Aug 2023 21:43 WIB

Flyover Ciroyom Bandung Ditargetkan Rampung Akhir 2023

Pembangunan flyover itu untuk mendukung feeder kereta cepat.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Pekerja berada di lokasi proyek pembangunan jalan layang (flyover) Ciroyom di Jalan Ciroyom, Andir, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (19/6/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pekerja berada di lokasi proyek pembangunan jalan layang (flyover) Ciroyom di Jalan Ciroyom, Andir, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (19/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pembangunan flyover Ciroyom di Kota Bandung, Jawa Barat, terus berjalan. Diharapkan jalan layang yang dibangun di wilayah Kecamatan Andir dan Cicendo itu dapat rampung pada Desember 2023.

Jalan layang Ciroyom itu dibangun untuk mendukung operasional kereta cepat Jakarta-Bandung. Direncanakan rel di bawah flyover akan dimanfaatkan juga untuk feeder atau angkutan pengumpan kereta cepat.

Baca Juga

Selain flyover, dibangun juga sarana jembatan penyeberangan orang (JPO). “Progresnya sudah mencapai 43 persen,” kata Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna, dalam keterangan yang diterima Republika.

Jalan layang Ciroyom dibangun Kementerian Perhubungan melalui Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Barat. Ema sempat meninjau progres pembangunannya bersama Balai Teknik Perkeretaapian pada Selasa (22/8/2023).

Ema mengatakan, setelah flyover berfungsi, nantinya ruas Jalan Ciroyom-Jalan Arjuna akan dibentengi. Untuk akses pejalan kaki melalui JPO. 

“Saya dengar September kereta cepat akan mulai dioperasikan. Tetapi, sampai Desember ini, kelihatannya (pengaturan lalu lintas di perlintasan Ciroyom) masih konvensional karena jalan belum dibentengi,” kata Ema. 

Menurut Ema, dibangunnya flyover Ciroyom akan memudahkan operasional feeder kereta cepat. “Jadi, kereta api dari Halim ke Padalarang. Dari Padalarang diangkut pakai feeder ke Kebon Kawung,” katanya.

Ihwal operasional kereta cepat Jakarta-Bandung, Ema berharap nantinya dapat menjadi alternatif transportasi publik, serta ikut mengurangi volume kendaraan yang menuju Kota Bandung.

“Di awal-awal mungkin orang ingin mencoba. Kalau ternyata masyarakat melihat lebih efektif, mungkin volume kendaraan dari Jakarta ke Bandung, khususnya, akan berkurang,” ujar Ema.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement