REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Puluhan aparat TNI bersama masyarakat melakukan aksi bersih-bersih sampah di Sungai Ciloseh yang melintas di kawasan Cipanyir, Kota Tasikmalaya, Rabu (30/8/2023). Aksi itu dilakukan jelang penilaian untuk mendapatkan Penghargaan Adipura, yang rencananya dilakukan pada Jumat (1/9/2023).
Kepala Bidang Pengolahan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Feri Arif Maulana, mengatakan, aksi bersih-bersih itu dilakukan sebagai persiapan jelang penilaian Adipura. Menurut dia, kawasan Cipanyir Kota Tasikmalaya adalah salah satu tempat yang akan dinilai oleh tim.
"Ini dilakukan dalam rangka persiapan penilaian adipura. Namun, kegiatan ini sudah rutin dilakukan," kata dia di kawasan Cipanyir, Rabu (30/8/2023).
Feri menilai, Cipanyir merupakan salah satu kawasan di Kota Tasikmalaya yang memiliki potensi untuk dijadikan destinasi wisata tematik. Apalagi, di kawasan yang dilintasi aliran Sungai Ciloseh itu telah ditata oleh pemerintah pusat melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
"Pemandangan di sini juga indah. Jadi bisa menjadi alternatif masyarakat berwisata," ujar dia.
Menurut dia, ketika kawasan Cipanyir dapat menjadi objek wisata, dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Pasalnya, wisatawan yang berdatangan itu pasti akan jajan di warung-warung sekitar, yang dibuka oleh masyarakat sekitar.
Namun, masih perlu upaya untuk menjadikan kawasan Cipanyir sebagai destinasi wisata yang layak. Salah satu masalahnya adalah sampah, yang tak jarang melintasi di Sungai Ciloseh.
"Masalah sampah di sungai itu setiap hari selalu ada. Mangkanya, dengan kegiatan ini, kami ingin mengedukasi masyarakat untuk menjaga lingkungannya," ujar Feri.
Dia menyebutkan, pihaknya telah melakukan aksi bersih-bersih di kawasan Cipanyir sejak beberapa hari ke belakang. Hasilnya, terdapat puluhan karung sampah yang diangkat dari permukaan sungai.
"Kebanyakan sampah plastik dari rumah tangga," kata dia.
Sekretaris Jenderal Forum Panglayungan Bersatu--komunitas yang ikut dalam kegiatan itu--Candra, mengatakan, aksi bersih-bersih itu dilakukan tak lain untuk menimbulkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya. Sebab, ia menilai, masih banyak masyarakat yang belum sadar dan membuang sampah ke sungai.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bukan hanya dalam rangka untuk penilaian Adipura, tapi seterusnya," ujar Candra.
Dia menilai, kawasan Cipanyir sangat berpotensi dijadikan destinasi wisata. Apabila kawasan terawat dan kondisi sungainya bersih, bukan tidak mungkin dibuatkan wahana bermain air di kawasan tersebut.
Menurut Candra, ketika suatu kawasan telah menjadi pusat pariwisata, perekonomian warga di sekitar kawasan itu otomatis terdongkrak. "Warga jadi bisa menyediakan aneka jajanan kepada wisatawan yang berdatangan," kata dia.
Namun, untuk mewujudkan cita-cita tersebut, semua harus bermula dari kondisi lingkungan yang bersih. Pasalnya, pariwisata merupakan industri jasa yang lekat dengan kebersihan.
"Kalau lingkungannya kotor, tidak mungkin digunakan untuk destinasi wisata," kata Candra.
Lurah Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Maman Permana, mengatakan Cipanyir semula merupakan kawasan kumuh yang berada di sisi Sungai Ciloseh. Namun, usai dilakukan penataan melalui program Kotaku, kawasan itu berubah wajah menjadi jauh lebih indah.
"Alhasil, wilayah yang tadinya kumuh ini menjadi lebih indah," kata dia.
Saat ini, di kawasan itu terlihat layaknya taman dengan lukisan berwarna-warni di sepanjang tembok penahan tebing (TPT). Di tempat itu juga terdapat tempat duduk untuk tempat bersantai warga.
Dari data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pekerjaan yang diselesaikan meliputi penataan kawasan permukiman di sepanjang Daerah Aliran Sungai Ciloseh dengan luas sekitar 15 hektare, revitaslisasi jembatan yang menghubungkan wilayah RW 8 Panyingkiran dan RW 7 Cipedes, rehabiitasi jalan lingkungan sepanjang 250 meter, pembuatan Ruang Terbuka Publik dengan memajukan lahan bantaran sungai. Selain itu, dilakukan pembangunan TPT sepanjang 200 meter, septik tank komunal berupa Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL), drainase lingkungan, dan tempat pengelolaan sampah reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).
Menurut Maman, pihaknya selama ini selalu berupaya melakukan upaya bersih-bersih secara rutin. "Jadi kawasan ini bisa terus bersih," kata dia.