REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Para camat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diminta gerak cepat menangani dampak kekeringan. Selain kekurangan air bersih, ada sejumlah hal lain yang dinilai perlu diperhatikan saat musim kemarau ini.
“Kita harus gerak cepat antisipasi secara bersama-sama agar bisa lebih maksimal dalam penanganannya. Karena kemarau ini tidak hanya kekeringan, juga potensi kebakaran dan penyakit disentri, kolera, gagal panen, dan lainnya,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Burhanudin, Rabu (30/8/2023).
Terkait warga yang kesulitan air bersih, Burhanudin mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berupaya terus menyalurkan bantuan ke warga terdampak kekeringan. Mobil tangki air disiagakan untuk mendistribusikan air bersih.
“Ada 18 tangki air bersih kita kirim secara bergantian ke 98 desa setiap harinya. Walau belum maksimal, harapan kami minimal kebutuhan masyarakat terpenuhi,” kata Burhanudin.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Asep Sulaeman mengatakan, BPBD sudah mendistribusikan 1,6 juta liter air bersih ke daerah terdampak kekeringan.
Berdasarkan data BPBD hingga 29 Agustus 2023, dilaporkan ada 95 desa terdampak kekeringan, yang tersebar di 27 kecamatan. “Sebanyak 51.293 kepala keluarga (KK) dengan 174.770 jiwa menerima bantuan air bersih,” kata Asep.