REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Api yang membakar area tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur, Kota Cirebon, Jawa Barat, dikabarkan sudah bisa dipadamkan. Puluhan petugas pemadam kebakaran (damkar) dikerahkan untuk memadamkan api.
Kebakaran area TPA yang ada di wilayah Kecamatan Harjamukti itu dilaporkan terjadi pada Sabtu (9/9/2023), sekitar pukul 16.20 WIB. Hingga Sabtu malam, petugas damkar masih berupaya memadamkan api.
“Info sementara, kondisi sudah padam semua, tapi petugas gabungan tetap melaksanakan pendinginan agar bara itu tidak berkobar lagi,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Cirebon Adam Nuridin, Ahad (10/9/2023).
Menurut Adam, api membakar tumpukan sampah, dengan area yang terdampak sekitar 500 meter persegi, dari total luas TPA yang mencapai 5,2 hektare. Ia mengatakan, tidak ada korban akibat kejadian kebakaran ini.
Ada sejumlah kendala yang dihadapi petugas dalam melakukan pemadaman. Kepala Seksi Kesiapsiagaan, Operasi, dan Penyelamatan DPKP Kota Cirebon, Nurzaman, mengatakan, salah satu kendalanya tumpukan sampah yang tebal. Selain itu, angin bertiup kencang, sehingga api cepat merembet ke area lain.
Api dari kebakaran pun disebut terbilang tebal. Akibatnya, jarak pandang terbatas. Adam mengatakan, petugas sebelumnya memperkirakan tumpukan sampah yang terbakar lebih tebal. “Tapi. ternyata di bawah itu ada batasnya. Jadi, setiap dua meter dilapisi tanah,” ujar Adam.
Menurut Adam, untuk memadamkan titik api, kendaraan damkar tidak bisa langsung mendekat. “Kita harus membuka jalur dulu. Jadi yang pinggirnya dulu disemprot,” kata Adam.
Untuk memadamkan kebakaran, Adam mengatakan, dikerahkan tujuh unit kendaraan damkar, ditambah dukungan tiga unit kendaraan water cannon. Menurut dia, kebakaran di TPA Kopi Luhur ini bisa dipadamkan berkat kerja keras petugas gabungan.
“Jumlah personel kami yang diterjunkan sebanyak 70 orang. Kalau dengan pemangku kepentingan lainnya lebih dari 100 personel. Alhamdulillah, sudah bisa dipadamkan semua. Tinggal pendinginan, barangkali masih ada bara,” katanya.