Kamis 14 Sep 2023 13:39 WIB

Saingi Anies-Cak Imin, Ini Kata Pengamat ke Prabowo dan Ganjar 

Deklarasi Anies-Cak Imin dinilai sebagai upaya merebut suara warga nahdliyin. 

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Pengamat Politik Ujang Komarudin memberikan paparan ketika menjadi narasumber.
Foto: Prayogi/Republika.
Pengamat Politik Ujang Komarudin memberikan paparan ketika menjadi narasumber.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, calon wakil presien untuk bakal calon presiden Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo tidak harus berlatarbelakang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) untuk memenangi persaingan di kancah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal ini untuk mengimbangi kekuatan koalisi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang lebih dulu mengumumkan akan maju bersaama sebagai pasangan capres-cawapres.

"Ya tergantung kebutuhan dan dinamika politik yang berkembang nanti. Bisa berbasis masa NU untuk mengimbangi kekuatan Anies Cak Amin ya, cawapres Ganjar dan Prabowo itu. Bisa juga tidak," ujar Ujang dalam keterangannya kepada Republika, Kamis (14/9/2023).

Ujang mengatakan, saat ini, masing-masing bacapres memiliki kekuatan yang sama rata. Meskipun elektabilitas Prabowo unggul disusul Ganjar lalu kemudian Anies, tetapi selisihnya hanya di batas margin of error.

"Tidak ada yang lebih dominan, Tidak ada yang lebih tinggi elektabilitasnya jauh dibandingkan dengan capres di bawahnya, rata ratanya itu elektabilitasnya masih di batas margin of error ya. Seperti kita tahu yang paling tinggi Prabowo, lalu Ganjar dan Anies," ujarnya.

Sementara, deklarasi Anies menggandeng Ketua Umum PKB Cak Imin dinilai, sebagai upaya merebut suara warga nahdliyin dan juga basis suara Jawa timur. Ujang pun menilai, jika Prabowo dan Ganjar ingin menggandeng tokoh berlatarbelakang NU, maka ada sosok Mahfud MD, Yenny Wahid hingga Khofifah yang bisa digandeng.

Namun demikian, lanjut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini, Prabowo maupun Ganjar juga bisa menyaingi Anies-Cak Imin tanpa harus menggandeng cawapres berlatarbelakang NU. Dengan catatan, jajaran ketua tim pemenangan atau tim sukses keduanya, diisi jajaran tokoh NU.

"Jadi tidak harus cawapresnya dari tokoh berlatarbelakang NU, ya kalau bukan latar belakang NU ya paling tidak tadi, ketua tim suksesnya atau waketum tim suksesnya atau posisi posisi yang strategis di tim itu diberikan kepada tokoh-tokoh NU untuk merebut suara di basis massa NU," ujarnya.

Menurutnya, banyak skema yang bisa diambil keduanya untuk bersaing di Pilpres tanpa mengambil cawapres tertentu. Sehingga, lanjut Ujang, Prabowo dan Ganjar tidak terbatas dalam memilih sosok cawapresnya.

"Jadi ada dua skema, skema pertama bisa mengambil tokoh NU gitu. bisa juga tadi menjadikan tokoh tokoh NN sebagai tim sukses,  itu skema seperti itulah yang bisa dilakukan oleh koalisi Ganjar maupun koalisi Prabowo Subianto," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement