Jumat 29 Sep 2023 15:35 WIB

Orangtua Bayi Tertukar akan Mendapatkan Pendampingan Psikologis

Pendampingan psikologis dan sosial perlu dilakuka untuk menghilangkan tekanan psikis.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Ibu bayi tertukar bernama Siti Mauliah (37 tahun) dan anak kandungnya DN (1), mendatangi Polres Bogor untuk proses reintegrasi atau penyerahan bayi ke orangtua biologisnya, Jumat (29/9/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Ibu bayi tertukar bernama Siti Mauliah (37 tahun) dan anak kandungnya DN (1), mendatangi Polres Bogor untuk proses reintegrasi atau penyerahan bayi ke orangtua biologisnya, Jumat (29/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Orangtua bayi tertukar di Bogor akan mendapatkan pendampingan psikologis berkelanjutan, usai penyerahan dua bayi tertukar tersebut ke orangtua kandung. Sebab, para orangtua terutama sang ibu, harus berpisah dengan anak yang setahun ini diasuhnya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengatakan pendampingan psikologis dan sosial itu perlu dilakukan. Utamanya untuk menghilangkan tekanan psikis.

“Nah ini perlu pendampingan psikososial yang akan kita laksanakan secara berkelanjutan. Karena kita sangat paham sekali selama 11 bulan ini yang menyusui ibu ini, harus dilepaskan itu kan bukan hal yang mudah, pendampingan psikologi, tahapan demi tahapan kita lalukan,“ kata Bintang di Bogor, Jumat (29/9/2023).

Bintang mengatakan, pendampingan psikologis ini akan dilakukan oleh psikolog baik dari Kementerian PPPA, dinas terkait di Kabupaten Bogor, hingga pengawalan secara intens oleh Polres Bogor.

“Tentu pendampingan psikologis memang benar, akan menjadi penting. Di awal pun kami sampaikan tidaklah mudah memutuskan tali silaturahmi yang sudah lekat ya, sebagai anak asuh yang didampingi oleh dua ibu ini,” ujarnya.

Salah seorang ibu bayi, Siti Mauliah (37 tahun), mengaku memang dirinya membutuhkan pendamping di sisi psikologi agar bisa berkonsultasi langsung tentang apa yang dialaminya ini. Beberapa hari terakhir, ia kerap memanggil psikolog yang difasilitasi oleh pemerintah.

“Karena saya saking pusing ya, sakit banget di kepala, walaupun sodara banyak (untuk diajak bercerita). Tapi saya butuh pendamping dari psikolog,” kata Siti.

Ia pun menceritakan apa yang disarankan oleh sang psikolog, untuk tetap menjaga kesehatan mentalnya demi mengurus bayi kandungnya, EL (1). Meskipun di dalam hati ia secara perlahan harus mengikhlaskan bayi DN (1), yang kini dirawat orangtua kandungnya, Dian Prihatini dan Hartono.

“Harus bertahap, sabar. Terus jangan sampai (saya) benar-benar kena depresi, jangan sampai terlambat pengurusan terhadap EL, kasihan dedek EL. Harus semakin fokus untuk merawat EL,” ucapnya.

Diketahui, dua bayi tertukar di Bogor, EL (1) dan DN (1), resmi diserahkan ke orangtua biologisnya pada Jumat (29/9/2023) setelah menjalani proses bonding sebulan lalu. Proses bonding yang dijalani dua bayi dan para orangtuanya disebut berjalan dengan baik, hingga mencapai proses reintegrasi atau penyatuan kembali.

Dua bayi tertukar itu diketahui tertukar di Rumah Sakit Sentosa Bogor, usai dilahirkan pada Juli 2022. Kasus tersebut baru terungkap setahun kemudian, dengan diperkuat oleh hasil tes DNA silang yang diumumkan pada Agustus 2023.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement