Jumat 06 Oct 2023 23:07 WIB

Lahan Pertanian Kekeringan di Sejumlah Kecamatan Wilayah Bandung Barat

Kekeringan lahan pertanian disebut mulai dilaporkan sejak Agustus.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Lahan pertanian kekeringan.
Foto: Republika/Edi Yusuf
(ILUSTRASI) Lahan pertanian kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Lahan pertanian di sejumlah kecamatan wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dilaporkan mengalami kekeringan. Meski demikian, sejauh ini dikabarkan belum ada yang mengalami puso atau gagal panen.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bandung Barat Lukmanul Hakim menjelaskan, total luas lahan pertanian atau sawah di Kabupaten Bandung Barat mencapai sekitar 21 ribu hektare. Adapun yang dinilai rawan terdampak kekeringan kurang lebih 1.299 hektare, tersebar di enam kecamatan.

Baca Juga

Menurut Lukmanul, pada Juni dan Juli 2023 belum ada laporan lahan pertanian mengalami kekeringan. Pada Agustus, kata dia, mulai ada laporan lahan pertanian mengalami kekeringan kategori ringan. 

Laporannya dari Kecamatan Gununghalu, dengan luas sekitar lima hektare. Lahan pertanian yang kekeringan itu disebut tersebar di Desa Cilangari sekitar dua hektare dan di Desa Sirnajaya tiga hektare.

Pada September juga dilaporkan ada lahan pertanian yang mengalami kekeringan. “Bulan September terjadi kekeringan seluas 16 hektare di beberapa kecamatan,” kata Lukmanul, saat dihubungi, Jumat (6/10/2023).

Menurut Lukmanul, lahan pertanian yang kekeringan pada September itu tersebar di wilayah Kecamatan Cipeundeuy 11 hektare, di Cikalongwetan satu hektare, di Padalarang satu hektare, dan tiga hektare di wilayah Kecamatan Cipatat.

Lukmanul mengatakan, ada juga lahan pertanian yang dilaporkan mengalami kekeringan kategori sedang, yaitu sekitar 13 hektare di Cipeundeuy dan satu hektare di Cililin. Menurut dia, belum ada laporan lahan pertanian yang mengalami kekeringan kategori berat atau sampai gagal panen. “Dari data Juli hingga September, tidak terjadi puso,” kata dia.

Menurut Lukmanul, musim kemarau yang disertai fenomena iklim El Nino memang berpotensi mengakibatkan lahan pertanian mengalami kekeringan dan mengurangi luas tanam. Imbasnya, kata dia, produktivitas padi bisa berkurang.

Lukmanul mengatakan, dinasnya terus memantau kondisi lahan pertanian yang mengalami kekeringan ini dan berupaya melakukan penanganan agar tidak meluas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement