REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Proyek penataan Alun-Alun Dadaha di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, belum rampung hingga Rabu (18/10/2023). Namun, sudah banyak warga yang masuk dan beraktivitas di sana.
Berdasarkan pantauan Republika pada Kamis sore, selain warga, ada juga sejumlah pedagang yang berjualan. Padahal, di pagar terdapat papan peringatan agar masyarakat umum tidak masuk ke dalam area Alun-Alun Dadaha.
Mayoritas warga yang memasuki area proyek penataan itu bermain di area playground bersama anak-anaknya. Ada juga yang datang untuk menikmati suasana dan berfoto. Selain itu, ada warga yang berolahraga.
Konsultan pengawas proyek penataan Alun-Alun Dadaha, Diki, mengatakan, sudah dua pekan terakhir warga mulai masuk ke area proyek penataan Alun-Alun Dadaha. “Mau dilarang susah. Idealnya mulai digunakan setelah serah terima pekerjaan,” kata dia, saat ditemui di Alun-Alun Dadaha, Rabu.
Penataan Alun-Alun Dadaha, yang berada di Kompleks Olahraga Dadaha, mulai dikerjakan sejak awal Maret 2023. Untuk penataan itu dialokasikan anggaran sekitar Rp 11,5 miliar. “Sudah beres sebenarnya, tapi tinggal pemberesan yang kecil. Seperti pembersihan dan pasang rumput sintetis,” ujar Diki.
Adanya warga yang masuk ke area proyek dinilai mengganggu tahap penyelesaian pekerjaan. Diki mencontohkan, sejumlah warga yang bermain di area playground menggunakan alas kaki. Padahal, sebenarnya tak diperkenankan menggunakan alas kaki. “Itu kan harus dibersihkan lagi,” kata dia.
Menurut Diki, adanya warga yang masuk ke area proyek juga menambah sampah. Bahkan kondisi sampah berserakan. Alhasil, pekerja proyek mesti membersihkan sampah yang masuk ke area proyek itu.
Karenanya, Diki mengharapkan pemerintah setempat dapat membantu melakukan penjagaan di sekitar lokasi agar warga tidak masuk ke area proyek. Dengan begitu, pekerjaan penyelesaian proyek dapat berjalan optimal.
Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengakui adanya warga yang masuk dan beraktivitas di lokasi proyek Alun-Alun Dadaha membuat pekerjaan terhambat. Karenanya, ia mengimbau warga untuk menahan diri masuk ke lokasi proyek.
“Kita juga imbau masyarakat jangan masuk dulu sebenarnya karena masih dalam proses pembangunan oleh provinsi. Karena itu masih ranah provinsi, belum peresmian, belum penyerahan,” kata Cheka.
Cheka mengaku belum bisa memastikan jadwal serah terima hasil pekerjaan penataan itu dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat ke Pemkot Tasikmalaya. Ia berharap warga bisa menunggu terlebih dahulu.
“Jadi, bersabar dulu. Karena kita belum bisa membersihkan sampah di dalam karena masih ranah provinsi. Kita mohon kerja sama semua pihak,” kata dia.