REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Belasan mahasiswa menggelar aksi di halaman Bale Kota Tasikmalaya, Senin (20/11/2023). Aksi itu dilakukan untuk menuntut Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya membenahi masalah pengelolaan sampah.
Berdasarkan pantauan Republika, mahasiswa yang berasal dari PMII Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya itu datang ke Bale Kota Tasikmalaya pada Senin siang. Kedatangan mereka disambut oleh sejumlah aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja (Satpol PP) yang berjaga.
Masa aksi sempat melakukan aksi bakar ban bekas di halaman Bale Kota Tasikmalaya. Sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan petugas, lantaran para peserta aksi memaksa masuk untuk bertemu Penjabat Wali Kota Tasikmalaya.
Namun, akhirnya masa dapat ditenangkan. Masa juga diajak berdiskusi oleh sejumlah perwakilan dari Pemkot Tasikmalaya dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya.
Koordinator aksi Syamsul Maarif mengatakan, kedatangan mahasiswa ke Bale Kota Tasikmalaya untuk menyampaikan beberapa tuntutan kepada Pemkot Tasikmalaya. Salah satunya adalah Pemkot Tasikmalaya harus mengevaluasi dan meningkatkan pengelolaan sampah.
"Kemudian, kami juga menutut Pemkot bertindak tegas kepada pelaku usaha untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Juga para pelaku usaha bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan," kata dia, Senin.
Selain itu, mahasiswa juga menuntut Pemkot Tasikmalaya membuat laboratorium untuk uji air lindi. Pasalnya, masih ditemukan kami adanya air lindi dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir mengalir ke sungai.
"Kami sudah observasi ke lapangan. Pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya sudah dilakukan, tapi tidak maksimal," kata dia.
Syamsul mencontohkan, saat ini masih banyak TPS liar di Kota Tasikmalaya. Selain itu, Pemkot Tasikmalaya juga belum memiliki tempat pembuangan sampah terpadu (TPST).
Dia meminta, Pemkot Tasikmalaya segera melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan permasalahan pengelolaan sampah. Apabila tidak, PMII akan membawa masa yang lebih besar untuk melakukan aksi.