Kamis 19 Oct 2023 19:31 WIB

Ibu dan Anak Edarkan Sabu dan Ekstasi di Bandung Ditangkap 

Penggeledahan di rumahnya ditemukan 1.002 butir ekstasi dan 35 gram sabu.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono berbincang dengan tersangka pengedar narkoba, di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Kamis (19/10/2023). Jajaran Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Bandung menangkap ibu dan anak yang menjadi pengedar narkoba jenis pil ekstasi dan sabu. Akibat perbuatannya, dua tersangka berinisial RMC (40) dan WD (67) ini dikenakan Pasal 114 ayat (2), Pasal ayat (2), Pazal 132 ayat (1), UU RI No. 35 tahun 2009 tentang narkotika. Mereka terancam hukuman penjara maksimal seumur hidup, dan hukuman mati.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono berbincang dengan tersangka pengedar narkoba, di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Kamis (19/10/2023). Jajaran Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Bandung menangkap ibu dan anak yang menjadi pengedar narkoba jenis pil ekstasi dan sabu. Akibat perbuatannya, dua tersangka berinisial RMC (40) dan WD (67) ini dikenakan Pasal 114 ayat (2), Pasal ayat (2), Pazal 132 ayat (1), UU RI No. 35 tahun 2009 tentang narkotika. Mereka terancam hukuman penjara maksimal seumur hidup, dan hukuman mati.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satresnarkoba Polrestabes Bandung menangkap seorang ibu berinisial WD (67 tahun) dan anak perempuannya RMC (40 tahun) pengedar ekstasi dan sabu-sabu di Kota Bandung akhir pekan kemarin. Satu orang anak laki-laki lainnya DHC berstatus dalam daftar pencarian orang (DPO).

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, penyidik melakukan pengembangan kasus narkotika di Bandung hingga berhasil menangkap RMC pengedar sabu-sabu di rumah ibunya di Taman Kopo Indah, Margaasih, Kabupaten Bandung. Didapati barang bukti 35 gram sanu dan 1.002 pil ekstasi.

"RMC ditangkap bersama ibunya di rumah ibunya. Penggeledahan di rumahnya ditemukan 1.002 butir ekstasi dan 35 gram sabu," ucap dia di Mapolrestabes Bandung, Kamis (19/10/2023).

Barang-barang tersebut, dia menuturkan, didapatkan dari anak laki-lakinya yang lain berinisial DHC yang masih buron. Modus para pelaku yaitu DHC mengirimkan barang-barang haram tersebut ke rumah WD.

Selanjutnya, WD dan RMC mengolah pil ekstasi dengan cara menggerus dan memasukkannya ke dalam kapsul kosong. Modus tersebut dilakukan untuk mengelabui petugas kepolisian.

"Ibu dan anak mengedarkan barang dari anak laki-laki yang DPO, menarik satu keluarga pengedar termasuk melakukan produksi ulang memasukan (ekstasi) ke kapsul untuk menyamarkan penjualan," kata dia.

Dia mengatakan, transaksi jual beli sabu dan ekstasi dilakukan oleh DHC yang buron secara online. Apabila sudah disepakati, ibunya dan anak perempuannya yang mengirimkan melalui jalur online.

Petugas, kata dia, masih mendalami barang haram tersebut dijual ke daerah mana saja. Termasuk mengejar DHC yang buron. "Ibu dan anak ini terlibat mengemas dan mengetahui (peredaran)," kata dia.

Budi mengatakan, para pelaku mulai mengedarkan sabu dan ekstasi sejak Agustus tahun 2022. Mereka dijerat pasal 114, 112 dan 132 undang-undang tentang narkotika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement