REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Memasuki musim hujan sejak awal November ini, beberapa wilayah di Kota Bogor mulai tergenang banjir. Meski yang terjadi merupakan banjir lintasan, kejadian itu selalu berulang ketika hujan deras turun.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, mengatakan, banjir mulai menggenangi hampir seluruh wilayah Kota Bogor pada Senin (13/11/2023).
“Iya (banjir) lintasan, nggak lama. Hujan berhenti, sudah normal kembali. Tapi, itu dia, jadi pekerjaan setiap kali hujan. Berulang, meski nggak ada yang mengungsi,” kata Theo kepada Republika.co.id, Rabu (15/11/2023).
Theo menyebutkan, salah satu daerah yang menjadi atensi utama dalam banjir lintasan ini ialah di Jalan Dadali, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Terlebih, pada Maret tahun lalu, seorang mahasiswi IPB University hanyut ke gorong-gorong di Jalan Dadali dan ditemukan tewas di aliran Banjir Kanal Barat (BKB) kawasan Tambora, Jakarta Barat.
Ia menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan, volume air yang melintas di Jalan Dadali sangat tinggi. Namun, kapasitas saluran air tidak bertambah.
“Kami cek di lapangan volume air sangat tinggi, yang jelas itu. Kapasitas saluran masih segitu, sementara airnya sangat tinggi. Ditambah material ada bunga, ada sampah, ada batu alam yang terbawa ke lokasi itu karena cukup deras arusnya,” ujarnya.
Tak hanya di Jalan Dadali, Theo melanjutkan, banjir juga melintas di permukiman warga seperti di wilayah Tanah Baru dan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara. Serta di wilayah Kebon Pedes dan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal.
Menurut Theo, banjir yang melanda kawasan Cibuluh kerap terjadi setiap tahun. Sedangkan di wilayah Cibadak ada perumahan terdampak banjir karena penyempitan saluran air akibat tiang pancang jalan tol.
“Kalau Cibuluh sudah rutin itu luapan kali yang mengalir ke kolam retensi. Terlalu bawah juga posisinya. Terus kaya model yang di Cibadak, imbasan juga dari Tol BORR,” katanya.
Oleh karena itu, Theo mengimbau masyarakat untuk melakukan kerja bakti dan membersihkan lingkungan masing-masing. Serta tidak membuang sampah ke aliran air, yang bisa menyebabkan air tersumbat dan meluber ke permukiman.
“Kalau ada endapan, warga secara mandiri juga melakukan pembersihan. Memperdalam saluran, dan segala macam sehingga airnya lancar,” kata Theo.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Rakhmat Prasetia, mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memang sudah memprediksi bahwa wilayah Kota Bogor akan memasuki musim hujan pada November. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Desember.
“Sebagaimana info kami sebelumnya bahwa November akan masuk musim hujan, di mana potensi hujan lebat yang kadang disertai angin kencang dan petir bisa terjadi,” ujarnya.
Rakhmat pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada di tengah cuaca ekstrem. Serta selalu memantau informasi cuaca dari BMKG.