REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di sejumlah desa di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu mulai melakukan percepatan tanam. Caranya, dengan menerapkan sistem curi semai.
Cara itu dilakukan para petani yang sawahnya merupakan tadah hujan. Dengan kondisi curah hujan yang masih belum merata, para petani sudah melakukan persemaian dengan teknik semai kering.
Teknik itu menjadi pilihan untuk memperpendek waktu tanam di sawah tadah hujan, yang pengairannya mengandalkan air hujan. Melalui teknik semai kering atau curi semai, petani melakukan persemaian di lahan yang terpisah dengan sawah yang akan mereka olah.
‘’Jadi nanti kalau curah hujan tinggi dan pasokan air dirasa sudah cukup, maka persemaian benih padi tadi bisa langsung ditanam. Jadi waktunya lebih efesien,’’ ujar Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Kecamatan Gantar, Wahyu, akhir pekan ini.
Wahyu mengatakan, meski sawahnya tadah hujan, namun para petani di wilayah selatan Kecamatan Gantar selama ini selalu konsisten melaksanakan percepatan tanam. Dia menyebutkan, saat ini sudah ada tiga desa yang mulai melakukan pengolahan tanah, yakni Desa Sanca, Bantarwaru dan Mekarwaru.
Ada sekitar 1.000 hektare lahan di tiga desa tersebut. Diperkirakan, penanaman benih padi di tiga desa tersebut akan dilaksanakan beberapa hari kedepan, seiring dengan curah hujan yang semakin meningkat.
Tak hanya di Kecamatan Gantar, teknik serupa juga dilakukan sejumlah petani di wilayah Kecamatan Kandanghaur. Petani melakukan percepatan tanam dengan harapan tanaman padi bisa terselamatkan dari banjir saat puncak musim hujan.
Salah seorang petani asal Kandanghaur, Yono menjelaskan, meski tanah sawah masih keras dan kering, namun petani tetap mengolahnya menggunakan traktor. Bersamaan dengan itu, petani juga menabur bibit padi untuk persemaian.
‘’Jadi kalau sawah sudah cukup airnya, tanaman bisa langsung ditanam,’’ kata Yono.
Yono mengungkapkan, para petani sawah tadah hujan memang berbeda dengan petani yang sawahnya masuk layanan irigasi. Menurutnya, petani sawah tadah hujan harus bisa mengatur waktu untuk menggarap lahan sawah mereka.
‘’Petani harus mempercepat masa tanam sebelum memasuki puncak musim hujan agar bisa menghindari banjir. Karena kalau saat ini tanam, maka tanaman sudah tinggi saat puncak musim hujan,’’ terang Yono.