Jumat 19 Jan 2024 19:28 WIB

Optimalisasi TPA Heuleut, Pj Bupati Majalengka Godok Sejumlah Solusi

Pengolahan sampah secara terpadu harus menggunakan alat.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, saat meninjau TPA Heuleut, Kabupaten Majalengka, Kamis (18/1/2024).
Foto: Dok Diskominfo Kabupaten Majalen
Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, saat meninjau TPA Heuleut, Kabupaten Majalengka, Kamis (18/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi segera menyiapkan sejumlah solusi untuk mengoptimalkan peran tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Heuleut. Termasuk, menyikapi keluhan warga di kawasan tersebut. Dedi menilai, untuk mengentaskan persoalan sampah, memang butuh proses dan kesabaran.

‘’Tapi mudah-mudahan upaya ini bagian dari solusi,’’ ujar Dedi, saat meninjau TPA Heuleut, Kabupaten Majalengka, Kamis (18/1/2024).

Baca Juga

Dedi mengungkapkan, untuk mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Majalengka, maka harus melingkupi aspek hulu dan hilir. Dia mencontohkan, untuk aspek hulu, ada metode 3R atau reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang) dan recycle (mendaur ulang).

Dedi menilai, metode 3R cukup efektif dalam pengelolaan sampah. Hanya tinggal menyertakan inovasi agar kinerja metode tersebut dapat berjalan lebih  maksimal. "Yang dari hulu ini seperti konsep atau solusi 3R, bagaimana melakukan (pengangkutan) sampah rumah tangga ke sini semakin sedikit,’’ katanya.

Mengenai aspek hilir, kata Dedi, memang perlu adanya dukungan anggaran. Seperti dalam penambahan mesin pengangkut sampah atau loader dan ekskavator. ‘’Ditambah lagi ada pengolahan secara terpadu yang memang harus menggunakan alat. Yang itu nanti saya akan kirim surat, rencananya akan melakukan pengelolan sampah untuk bergabung dengan KPBU di Jawa Barat,’’ katanya.

Sedangkan untuk menambah kapasitas di TPA Heuleut, rencananya juga akan dilakukan perapihan di lahan yang tersisa.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Dedi juga menerima keluhan dari warga sekitar TPA Heuleut. Selama ini, warga merasa dirugikan oleh polusi dan limbah yang dihasilkan TPA Heuleut, yang berdampak pada kesehatan maupun kualitas hasil pertanian dan peternakan.

Menanggapi keluhan itu, Dedi pun berencana membangun akses jalan baru dari Panyingkiran ke TPA. ‘’Dengan begitu, kendaraan yang mengangkut sampah tidak melintasi pemukiman warga. Juga soal jam operasional dan kapasitas muat sampah, agar sampah itu tidak menggunung saat diangkut di kendaraan untuk mencegah tercecer,’’ kata Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement