Selasa 13 Feb 2024 14:31 WIB

Jelang Pencoblosan Besok, Bawaslu Jabar Antisipasi Serangan Fajar

Jika ada indikasi kecurangan, Bawaslu Jabar minta segera dilaporkan agar bisa tindak

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Doa lintas agama saat kegiatan Rampak Sauyunan Awasi Pemilu 2024 dalam rangka Apel Siaga dan Sinergi Pengawasan Kesiapan Patroli Masa Tenang dan Doa Bersama untuk Pemilu 2024, di Gedung Sport Jabar, Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (9/2/2024). Kegiatan yang digelar Bawaslu Jabar ini bertujuan untuk memperkuat sinergitas antara penyelanggara KPU dengan pihak terkait, sehingga Pemilu dapat berjalan dengan lancar.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Doa lintas agama saat kegiatan Rampak Sauyunan Awasi Pemilu 2024 dalam rangka Apel Siaga dan Sinergi Pengawasan Kesiapan Patroli Masa Tenang dan Doa Bersama untuk Pemilu 2024, di Gedung Sport Jabar, Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (9/2/2024). Kegiatan yang digelar Bawaslu Jabar ini bertujuan untuk memperkuat sinergitas antara penyelanggara KPU dengan pihak terkait, sehingga Pemilu dapat berjalan dengan lancar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat mengantisipasi terjadi serangan fajar atau politik uang jelang pencoblosan besok tanggal 14 Februari. Mereka melakukan mitigasi dengan pengawasan bekerja sama dengan masyarakat.

Koordinator Divisi Humas, Data dan Informasi Bawaslu Jabar Muamarullah mengatakan, pihaknya telah memetakan potensi kerawanan saat pencoblosan dan penghitungan suara. Termasuk diantaranya serangan fajar atau politik uang. "Kami sudah petakan seluruhnya kerawanan yang kemungkinan terjadi di pungut-hitung besok," ujar Muamarullah, Selasa (13/2/2024).

Baca Juga

Menurutnya, dengan jumlah personel yang terbatas di desa dan di tempat pemungutan suara (TPS), maka pihaknya berkolaborasi dengan masyarakat untuk melakukan pengawasan. Diharapkan kolaborasi tersebut berjalan dan masyarakat dapat melaporkan temuan pelanggaran. "Jika ada indikasi kecurangan, mohon segera dilaporkan agar kami bisa menindak," kata dia.

Selain serangan fajar, Muammarullah melanjutkan potensi kerawanan politik uang terjadi saat pagi dan siang hari. Kerawanan tersebut terjadi saat pemilih berangkat dari rumah ke TPS. "Berangkatnya orang dari rumah ke TPS itu kan pagi, dia dicegat misalnya atau tidak, dimobilisasi atau tidak itu jadi pengawas," katanya.

Sementara itu, serangan politik uang saat siang hari yaitu ketika pemilih yang masuk daftar pemilih khusus akan melakukan pencoblosan. "Jadi secara umum seluruh aktivitas yang ada kaitannya dengan money politik kita awasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement