Kamis 25 Apr 2024 17:02 WIB

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba Gelar Seminar Internasional dengan Empat Negara

Seminar ini dapat memberikan masukan baru kepada para mahasiswa dan dosen

Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi & Bisnis Unisba Prof Dr Tasya Aspiranti, SE MSi memberikan kenang-kenangan pada salah seorang pembicara
Foto: Dok Republika
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi & Bisnis Unisba Prof Dr Tasya Aspiranti, SE MSi memberikan kenang-kenangan pada salah seorang pembicara

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar seminar internasional yang mengangkat tema Integrated Supply Chain 4.0 : Innovation to Supply Chain Resilience 2024 atau mengenai manajemen rantai pasok di era 4.0. Seminar ini, melibatkan 5 negara. Yaitu Indonesia diwakili oleh Unisba kemudian India, Thailand Austria dan dari Singapura.

"Seminar berskala internasional ini melibatkan lima negara termasuk di dalamnya Unisba yang mewakili Indonesia," ujar Ketua Panitia Seminar yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi & Bisnis Unisba Prof Dr Tasya Aspiranti, SE MSi, Rabu (24/4/2024).

Baca Juga

Seminar ini, kata dia, mengangkat tema manajemen rantai pasok agar dapat memberikan masukan baru kepada para mahasiswa, dosen dan semua aktivitas akademika mengenai bagaimana perkembangan terbaru dari manajemen rantai pasok. Terutama, terkait dengan desa. Serta, bagaimana perkembangannya ke depan. 

"Harapan kami dengan mengadakan seminar ini khususnya untuk Unisba dapat mendukung visi maupun misi Unisba menuju 2030," katanya. 

Seminar internasional ini, kata dia,  merupakan salah satu titik untuk Unisba dalam mencapai visi dan misi. Apalagi, acara ini yang diselenggarakan oleh fakultas ekonomi dan bisnis Unisba yang juga sudah go internasional. "Ini adalah bagian dari program kami untuk go internasional di bidang pendidikan," katanya. 

Kedua, kata dia, acara ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar. Serta, bekerja sama juga untuk penelitian terutama dengan Asean. Apalagi, berdasarkan hasil penelitian, saat ini sistem rantai pasok di Indonesia berada dalam posisi  medium serta telah transisi menggunakan perangkat lunak. 

"Perusahaan besar sudah menggunakan teknologi digital, paling UMKM perlu belajar untuk penggunaan AI," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement