Ahad 05 May 2024 21:34 WIB

Banyak Pengungsi Pergerakan Tanah Cianjur Mengeluh Sakit, Dinkes Tambah Stok Obat

Banyak warga pengungsi yang mengeluhkan sakit, sehingga stok obat menipis

Rep: Antara/ Red: Arie Lukihardianti
Petugas mengamati tembok rumah yang retak akibat pergerakan tanah di Jatisari, Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Henry Purba
Petugas mengamati tembok rumah yang retak akibat pergerakan tanah di Jatisari, Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR---- Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) menambah stok obat untuk warga yang mengungsi selama Tanggap Darurat Bencana (TDB) pergerakan tanah di Desa Jatisari. Hal ini dilakukan, karena banyak pengungsi mengeluhkan sakit sejak beberapa hari terakhir.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal, sebagian besar warga mengeluhkan batuk, demam dan gangguan pernafasan. Setiap, harinya posko kesehatan melayani sedikitnya 30 orang pasien mulai dari balita hingga lansia. "Kami sudah kirim pasokan obat sesuai permintaan, karena sejak dua hari terakhir banyak warga pengungsi yang mengeluhkan sakit, sehingga stok obat menipis," ujar Yusman.

Baca Juga

Sampai tanggal 12 Mei, kata dia, pihaknya menyiagakan tim kesehatan beranggotakan tenaga kesehatan dan dokter guna memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang mengungsi akibat pergerakan tanah, termasuk memberikan vitamin dan makanan tambahan untuk bayi dan balita.

Bahkan, kata dia, pihaknya mengirim petugas dan tenaga dokter ketika tim di lapangan membutuhkan bantuan karena banyaknya warga yang harus dilayani."Kita siagakan sekitar 15 orang petugas dan 5 orang dokter untuk membantu pelayanan," katanya.

Sementara Koordinator Lapangan TDB pergerakan tanah Bojongpicung Herman mengatakan hingga saat ini pergerakan tanah masih terjadi meski skalanya kecil tidak seperti beberapa hari sebelumnya, namun pihaknya tetap menyiagakan 10 orang relawan untuk melakukan pendataan

"Setiap hari hasil pendataan kami laporkan kembali ke BPBD dan Pemkab Cianjur, termasuk memberikan pelayanan bagi warga yang mengungsi serta mengawasi sejumlah warga yang memilih bertahan di rumahnya meski lokasinya terancam," katanya.

Herman menjelaskan sejumlah kepala keluarga memilih bertahan di rumahnya karena berbagai alasan, termasuk tidak ada sanak saudara yang dekat untuk mengungsi, sehingga pengawasan dan pemantauan dilakukan, termasuk mengevakuasi mereka untuk sementara ketika hujan lebat.

"Hingga saat ini sekitar 50 orang petugas dan relawan masih memberikan pelayanan bagi warga, termasuk yang tidak mengungsi, harapan kami selama dan sampai selesai masa TDB tidak ada pergerakan tanah yang cukup besar agar warga dapat kembali ke rumahnya," kata Herman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement