Selasa 07 May 2024 10:12 WIB

Ratusan Orang Alami Keracunan Seusai Santap Makanan Hajatan di Purwakarta dan Karawang

Gejalanya warga yang keracunan tersebut mual, muntah pusing dan diare.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Ilustrasi keracunan
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Ilustrasi keracunan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Ratusan orang mengalami keracunan setelah menyantap makanan di acara hajatan di wilayah Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang dan di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Ahad (5/5/2024) lalu. Mereka sudah mendapatkan intensif di puskesmas dan sebagian besar kembali ke rumah.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rochady Hendra mengatakan, 375 orang mengalami keracunan usai menyantap makanan hajatan pada Ahad (5/5/2024) pagi di Karawang. Mereka mendapatkan perawatan di Puskesmas Jayakerta dan Tirtajaya.

Baca Juga

"Total 375, Ahad pagi. Gejalanya mual, muntah pusing dan diare. Udah pada pulang tadinya sempat dirawat," ujar Rochady saat dihubungi, Selasa (7/5/2024).

Ia menuturkan tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa tersebut dan hari ini tidak didapati korban yang masih mendapatkan perawatan.

Sedangkan di Kecamatan Sukatani, Purwakarta, ia mengatakan korban yang mengalami keracunan usai menyantap makanan hajatan pada Ahad (5/5/2024) sebanyak 131 orang. Namun, tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa tersebut. "26 orang masih di puskesmas," katanya.

Rochady mengatakan pihaknya melalui puskesmas selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan saat melaksanakan hajatan di rumah. Namun, masyarakat masih banyak yang belum peduli terkait itu.

Bagi usaha katering, ia mengatakan relatif mudah dikontrol oleh Dinas Kesehatan. Sebab mereka memiliki izin saat membuka jasa katering. "Kalau hajatan untuk warga susah memantau agak susah, teman puskesmas sosialisasi supaya warga waspada hati-hati saat menjalankan hajatan. Ditindak kasian kalau gak ditindak agak terus berulang," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat tidak tergiur pangan murah namun berbahaya untuk dikonsumsi dan membahayakan masyarakat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement