REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN--Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tahun, pendakian ke Gunung Ciremai, semakin ramai. Peringatan detik-detik kemerdekaan di puncak gunung tertinggi di Jabar itu telah berlangsung setiap tahun.
Berdasarkan data monitoring data pendakian booking online, per Kamis (15/8/2024), jumlah pendaki yang akan naik ke Gunung Ciremai mengalami lonjakan signifikan pada Jumat (16/8/2024) dan Sabtu (17/8/2024). Tercatat pada Jumat (16/8/2024), jumlah pendaki yang sudah mendaftar sebanyak 553 orang. Sedangkan pada Sabtu (17/8/2024), pendaki yang sudah mendaftar mencapai 837 orang.
Jumlah pendaki di kedua hari tersebut lebih banyak dibandingkan Kamis kemarin yang hanya 66 orang dan pada Ahad (18/8/2024), yang tercatat baru mencapai 49 pendaki. ‘’Jumlahnya masih bisa bertambah karena booking online masih berjalan. Tapi sepanjang kuotanya masih tersedia,’’ ujar Humas, Promosi dan Pemasaran Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Ady Sularso, kepada Republika, Jumat (16/8/2024).
Adapun kuota per hari untuk pendakian melalui lima jalur pendakian sebanyak 1.750 pendaki. Ady menjelaskan, jumlah pendaki yang sudah mendaftar pada Jumat dan Sabtu pun tersebar di lima jalur pendakian. Yakni, jalur Palutungan, Apuy, Sadarehe, Linggajati dan Linggasana.
Sejauh ini, jalur Apuy yang paling banyak diminati oleh pendaki. Yakni, sebanyak 308 orang pada Jumat dan 410 orang pada Sabtu. Menghadapi lonjakan jumlah pendaki, pihak BTNGC pun menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Di antaranya, menyiapkan petugas pengawas. ‘’Mulai 16 sampai 17 Agustus 2024, ada petugas pengawasan pendakian Balai TNGC pada setiap jalur pendakian,’’ kata Ady.
Pihak BTNGC pun sudah memberitahukan syarat-syarat pendakian untuk keamanan dan kenyamanan bersama kepada pendaki yang hendak merayakan hari kemerdekaan di puncak Ciremai. ‘’Kami juga beritahukan situasi kondisi kemarau saat ini,’’ katanya.
Untuk itu, pendaki harus membawa kelengkapan pendakian dan logisik yang sesuai dan mematuhi adat setempat. Selain itu, pendaki dilarang melakukan vandalisme dan merusak ekosistem.
Sementara itu, salah seorang warga Kalijaga, Kota Cirebon, Dwi, mengaku selalu merayakan kemerdekaan di puncak Ciremai setiap tahun. ‘’Merayakan hari kemerdekaan di puncak gunung terasa lebih syahdu,’’ kata Dwi.
Dwi mengaku mulai merayakan hari kemerdekaan di puncak Ciremai secara rutin sejak 2005 silam. Namun, kebiasaan itu sempat terhenti akibat pandemic Covid-19.