Kamis 19 Sep 2024 10:20 WIB

BNPB Ungkap Gempa Magnitudo 4,9 di Kabupaten Bandung Akibat Sesar yang Belum Terpetakan

Gempa Kabupaten Bandung bukan diakibatkan karena Sesar Lembang.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Warga membersihkan puing rumah yang runtuh pascagempa bumi di Desa Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Menurut data sementara BPBD Provinsi Jawa Barat,  gempa berkekuatan Magnitudo 5,0 tersebut mengakibatkan 8 unit rumah, 2 fasilitas kesehatan, 1 sarana pendidikan, dan 1 tempat ibadah mengalami kerusakan.
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Warga membersihkan puing rumah yang runtuh pascagempa bumi di Desa Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Menurut data sementara BPBD Provinsi Jawa Barat, gempa berkekuatan Magnitudo 5,0 tersebut mengakibatkan 8 unit rumah, 2 fasilitas kesehatan, 1 sarana pendidikan, dan 1 tempat ibadah mengalami kerusakan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan gempa bumi dangkal magnitudo 4,9 di wilayah Kabupaten Bandung, Rabu (18/9/2024) kemarin terjadi akibat sesar yang belum terpetakan. Mereka masih menunggu assesmen dari BRIN dan PVMBG terkait sesar tersebut.

"Hasil diskusi sementara awalnya gempa ini diprediksi terjadi di Sesar Garsela akan  tetapi ketika dilakukan mapping detail dan data gempa susulan kemungkinan gempa ini terjadi pada sesar yang belum terpetakan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat konferensi pers secara daring, Kamis (19/9/2024).

Baca Juga

Abdul Muhari mengatakan gempa bumi yang terjadi kemarin tidak termasuk diakibatkan pada dua segmen Sesar Garsela. Termasuk bukan diakibatkan karena Sesar Lembang. "Ada dua segmen Sesar Garsela, distribusi gempa pertama dan susulan bukan Sesar aktif Garsela juga tidak Sesar Lembang," kata Abdul.

Abdul Muhari mengaku masih menunggu assesmen dari BRIN dan PVMBG yang akan memastikan gempa bumi yang terjadi kemarin disebabkan karena sesar yang mana. Ia menyebut dalam beberapa bencana gempa terakhir seperti di Cianjur terjadi akibat sesar yang belum terpetakan.

"Untuk melihat kembali mengutamakan dari sisi penelitian untuk mengidentifikasi sesar darat aktif yang belum terpetakan dengan baik," kata Abdul.

Menurutnya, potensi gempa susulan masih dapat terjadi. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada. Mereka yang rumahnya tidak layak untuk ditempati lebih baik mengungsi ke pengungsian. "Masyarakat merasa mungkin rumahnya tidak cukup kuat layak untuk ditempati sementara masih ada gempa susulan sementara waktu tinggal di tempat pengungsian," katanya.

Sebelumnya, gempa bumi magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya sekitar pukul 09.41 WIB, Rabu (18/9/2024). Titik gempa berada di darat 25 kilometer tenggara Kabupaten Bandung dengan kedalaman 10 kilometer.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 4,9," ucap Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, Rabu (18/9/2024).

Ia menuturkan gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Garsela. Hasil analisis menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun atau oblique normal.

Ribuan rumah mengalami kerusakan mulai dari rusak ringan, sedang hingga berat. Puluhan warga mengalami luka ringan dan sebagian luka berat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement