Sabtu 21 Sep 2024 21:25 WIB

Jembatan Gantung Senilai Rp 20,7 Miliar Diresmikan, Gantikan Rakit Tambangan

Keberadaan jembatan gantung membuat mobilitas antarwilayah menjadi lebih cepat.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Jembatan Gantung (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Jembatan Gantung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Jembatan Gantung Krasak yang terletak di Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu akhirnya diresmikan penggunaannya. Keberadaan infrastruktur itu membuat mobilitas antarwilayah menjadi lebih cepat.

Dengan panjang 120 meter dan lebar 1,80 meter, pembangunan jembatan itu sebelumnya merupakan usulan bupati Indramayu bersama anggota DPR RI. Pembangunan jembatan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 20,7 miliar itu dibiayai oleh pemerintah pusat dan melibatkan berbagai pihak.

Baca Juga

Bupati Indramayu, Nina Agustina menyampaikan terima kasih kepada anggota DPR RI, Dedi Wahidi, yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur di Kabupaten Indramayu. Nina berharap, jembatan itu mampu memperlancar aktivitas ekonomi masyarakat. Sebelum ada jembatan gantung, warga harus memutar jalan atau menggunakan rakit (tambangan) untuk melintasi antarwilayah.

‘’Mari bersama-sama menjaga, memelihara jembatan ini, terutama batasi kendaraan yang melintas, maksimal roda tiga, agar jembatan bertahan lama,’’ ujar Nina, akhir pekan ini.

Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI, Dedi Wahidi, menyampaikan ucapan selamat kepada warga Desa Krasak atas terselesaikannya jembatan gantung terbesar di wilayah Kabupaten Indramayu tersebut. Dedi menekankan, pentingnya infrastruktur dalam mendukung ekonomi daerah dan meminta warga untuk merawat jembatan agar dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.

Selain membahas jembatan, Dedi juga mengajukan perbaikan jalan nasional di Indramayu yang dinilai sempit. ‘’Mengingat Indramayu adalah penghasil utama padi dan migas di Indonesia, infrastruktur yang memadai sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat,’’ kata Dedi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra, menjelaskan, jembatan itu dibangun menggunakan material baja dan komponen lokal, serta melibatkan tenaga kerja dari Indramayu.

‘’Dengan adanya jembatan ini, waktu tempuh antardesa dapat dipersingkat dari 40 menit menjadi hanya 10 menit. Akses yang lebih cepat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi lokal, khususnya di sektor pertanian dan perikanan,’’ katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement