Kamis 10 Oct 2024 15:49 WIB

Survei Pilgub Jabar Semua Paslon Masih Punya Peluang Ungguli Dedi-Erwan, Asal Lakukan Ini

Tingkat perubahan masyarakat untuk memilih hingga saat ini masih tinggi

Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) bersama-sama membacakan deklarasi damai saat acara Deklarasi Kampanye Damai
Foto: Edi Yusuf
Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) bersama-sama membacakan deklarasi damai saat acara Deklarasi Kampanye Damai

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Skala Institute bersama Ragaplasma Research melakukan survei terbaru Pilgub Jabar menggunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 5 persen. Sistem pengambilan survei, melakukan wawancara tatap muka di enam daerah yakni Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Majalengka, Kota Cirebon dan Kabupaten Cianjur.

Hasilnya, elektabilitas pasangan calon Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul dari tiga pasangan calon lainnya. Hal itu berdasarkan survei di enam Kabupaten/Kota di Jabar dari 1-7 Oktober 2024. Setiap daerah diambil 400 orang responden terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi dan usia.

Baca Juga

Pada survei tersebut, setiap responden ditanyakan soal tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah hingga mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas pasangan kandidat Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, serta Gurbernur/Wakil Gubernur Jabar. Berdasarkan hasil survei tersebut, sebagian besar masyarakat merasa kinerja pemerintahan masih kurang dalam urusan pupuk dan pengelolaan sampah.

Menurut Direktur Skala Institute, Wahyu Ginanjar, survei ini sebenarnya bukan patokan terakhir, tapi hanya pemetaan kondisi politik di Pilgub Jabar saat ini. "Ini lebih ke medical check up saja, bagi para pasangan calon terhadap situasi konstelasi pilkada dan pilgub yang sedang terjadi di Provinsi Jawa Barat," ujar Wahyu, saat merilis hasil survei, di Kota Bandung, Kamis (10/10/2024).

Namun, kata dia, pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie maupun Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dan Jeje-Ronald masih memiliki kemampuan untuk mengejar elektabilitas pasangan nomor urut empat tersebut.

Sebab, kata dia, tingkat perubahan di masyarakat hingga saat ini masih tinggi. Bahkan, hampir lima daerah masyarakat masih bisa mengubah pilihan berdasarkan figur, kandidat, kampanye kandidat, dan kunjungan tim. "Sedangkan Bekasi yang berbeda itu 45 persen karena uang barang atau jasa," katanya.

Jadi, kata dia, Pilgub bisa dikejar jika pasangan calon yang elektabilitasnya tinggi terkena kasus hukum. "Itu yang akan menurunkan elektabilitas. Paslon yang lain pun effort-nya harus agak tinggi, karena untuk menaikkan di angka 5 persen itu agak berat kan posisinya. Sedangkan untuk isu-isu yang lain (agama, keluarga, dan lain-lain) itu tidak berdampak terhadap pasangan calon posisinya," paparnya.

Kesimpulan dari survei ini, kata dia, diketahui jika pasangan Dedi-Erwan unggul dibeberapa daerah. Adapun angkanya, ada yang unggul lebih jauh, tipis dan ada yang masih selisih dalam margin error.

"Selisih dalam margin error itu ada di Kota Bandung dengan Kabupaten Garut, sedangkan untuk selisih yang cukup jauh itu ada di Kabupaten Bekasi dengan di Kabupaten Cianjur, sedangkan unggul tipis itu ada di Kabupaten Majalengka dengan Kota Cirebon," katanya.

Sementara menurut Direktur Ragaplasma Research Romdin Azhar, berdasarkan hasil riset, semua pasangan calon masih memiliki peluang untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas menjelang masa kampanye berakhir, karena perubahan dukungan masih tinggi di tengah masyarakat.

Namun, kata dia, dari sisi strategi harus matang. Pasangan yang elektabilitasnya masih rendah harus bisa menentukan daerah mana yang perubahan pilihan masyarakatnya tinggi, “Masih bisa mengejar, tinggal strategi apa yang digunakan oleh paslon, basis apa yang disasar, segmentasi apa yang mau disasar. Wilayah mana yang difokuskan dengan tingkat perubahan yang masih tinggi,” katanya.

Berikut elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, di Kota Bandung, popularitas Dedi Mulyadi 89,78 persen, Ahmad Syaikhu popularitasnya 80,90 persen, Acep Adang Ruhiat popularitasnya 75,15 persen, Jeje Wiradinata popularitasnya 60,23 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement