REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) sebagai salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia turut berkontribusi dalam kemajuan bidang pendidikan. Yakni, dengan menghadirkan beragam fasilitas pendidikan di berbagai wilayah pengembangan.
Summarecon Bandung, memperkenalkan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang yakni sekolah terpadu dengan Pendidikan Trilingual (Indonesia, Mandarin, Inggris) yang menekankan budi pekerti dan daya berpikir kritis. Sekolah Terpadu Sedaya Bintang terafiliasi dengan Sekolah Terpadu Pahoa yang memiliki kurikulum dan metode pendidikan yang sama.
Hadir untuk pertama kali di Summarecon Bandung, sekolah ini menempati lahan seluas 1,5 hektar dengan bangunan sekolah tahap 1 memiliki luas bangunan lebih dari 6 ribu m2. Jenjang pendidikan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang akan dibuka secara bertahap. Yakni, untuk jenjang Kelompok Bermain (KB), Taman kanak-kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD) dimulai untuk tahun ajaran 2025/2026, berikutnya juga akan dibuka untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Menurut President Director Summarecon, Adrianto P Adhi, kontribusi Summarecon terhadap dunia pendidikan telah dilakukan sejak tahun 2013 dengan mengembangkan 4 sekolah terpadu di kawasan yang dikembangkan oleh Summarecon. Termasuk, 1 sekolah yang akan hadir di Ibu Kota Nusantara (IKN) serta Pradita University di Summarecon Serpong. "Pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam pengembangan kawasan. Pengembangan fasilitas pendidikan yang berkualitas merupakan hal yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Summarecon dan sekitarnya," ujar Andrianto dalam keterangan resminya, Jumat (11/10/2024).
Menurutnya, kurikulum Sekolah Terpadu Sedaya Bintang mengadopsi kurikulum yang berafiliasi dengan Sekolah Terpadu Pahoa, yaitu sekolah unggulan yang menggunakan Kurikulum Nasional Merdeka Belajar yang dipadukan dengan Kurikulum Internasional Pearson Edexcel (UK Based), Singapore (DR Yeap Ban Har) untuk Matematika, dan Mandarin yang dikembangkan oleh Tim Pengembangan Kurikulum bagian Mandarin.
Khusus di tingkat KB dan TK juga diterapkan metode pembelajaran Learning Corners. Dengan metode ini, siswa dapat memilih corners sesuai minat dan karakteristik untuk mengembangkan daya berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Ketua Yayasan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang, Soegianto Nagaria mengatakan, pihaknya merancang dan menyusun kurikulum serta metode pembelajaran yang kontekstual dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Metode pembelajaran mengacu pada STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) yaitu pendekatan yang mengintegrasikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Rekayasa, Seni, dan Matematika. "Konsep ini, membantu peserta didik mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan sebagai bekal di masa depan," katanya.
Peserta didik, kata dia, akan mendapatkan pembelajaran bahasa Mandarin dari Native Speaker yang memperkuat penguasaan bahasa secara autentik. Pendekatan ini dipadukan dengan Holistic Education, yaitu pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang, mencakup potensi intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual. Metode pembelajaran serta kurikulum yang diberikan sesuai dengan visi untuk mewujudkan sekolah berdasarkan nilai Pancasila dengan standar mutu tinggi melalui pendidikan budi pekerti yang mengacu kepada ajaran Konfusius yang universal.
Pembelajaran mengenai Eco-Learning Activities diwujudkan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Sejalan dengan Summarecon Bandung, yang telah mendapatkan pengakuan internasional atas pengelolaan lingkungan kawasan, para siswa nantinya akan diajak secara langsung untuk mempelajari berbagai aktivitas di lapangan seperti Urban Farming and Plant Nursery, Bird Conservation Lake dan Waste Management Education.