REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Saat ini, tren belajar masyarakat Indonesia ke luar negeri mengalami peningkatan. Namun, kiblatnya bukan ke Eropa tapi telah bergeser ke negara-negara Asia Timur, seperti Cina dan Taiwan. Peningkatan ini terjadi, karena faktor biaya kuliah yang kompetitif, kemajuan riset dan teknologi di sana, serta kemitraan strategis antara negara-negara tersebut dengan Indonesia.
Namun, agar bisa lancar menempuh pendidikan di luar negeri, penguasaan bahasa negara yang dituju menjadi salah satu modal yang harus dipersiapkan. Oleh karena itu, menurut Executive Director Unit Edukasi PT Summarecon Agung Aida Halim, untuk mempersiapkan para pelajar yang ingin melanjutkan studi ke negara Asia Timur, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang di Kota Bandung punya kurikulum khusus.
Aida menjelaskan, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang memandang lingkungan sekolah sebagai guru ketiga. Yakni, sebuah ruang hidup yang memberi pengalaman belajar autentik, memupuk rasa ingin tahu, dan menumbuhkan kemandirian serta kolaborasi dalam diri setiap anak.
"Lingkungan belajar ini dilengkapi dengan berbagai Learning Corners yang dirancang untuk menstimulasi rasa ingin tahu, berpikir kritis, problem solving, kreativitas, literasi, kemampuan sosial, dan keterampilan spasial anak," ujar Aida kepada wartawan di Sekolah Terpadu Sedaya Bintang, Kota Bandung, Senin (25/8/2025).
Selain itu, kata Aida, terdapat Vertical Collaborative Board di jenjang SD, yang mendorong siswa untuk berkolaborasi, berbagi ide, serta mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi efektif.
“Beragam persiapan telah kami lakukan untuk memastikan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Untuk memastikan kualitas pembelajaran terjaga, tim dari Sedaya Bintang fokus melakukan peningkatan kompetensi guru melalui program pelatihan terstruktur dan berkelanjutan,” papar Aida.
Aida menjelaskan, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang menggunakan sistem trilingual untuk para siswanya, dimulai sejak jenjang Kelompok Belajar (KB). Bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin menjadi bahasa utama yang dipakai siswa-siswi dalam berinteraksi dengan guru dan sesama pelajar. Dalam pengembangan kurikulum, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang berafiliasi dengan Sekolah Terpadu Pahoa.
Kurikulum yang diterapkan, kata dia, menitikberatkan pada tiga pilar utama: pendidikan Budi Pekerti berlandaskan nilai Pancasila dan ajaran konfusius yang universal, serta penerapan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts & Mathematics).
“Tren pendidikan dari yang awalnya ke negara Barat, sekarang bergeser ke Asia Timur. Rata-rata pelajar ini mau melanjutkan pendidikan ke Taiwan atau Cina,” katanya.
Aida menjelaskan, kurikulum yang dipakai di Sedaya Bintang mengintegrasikan Kurikulum Nasional Merdeka Belajar, Internasional Pearson Edexcel (UK Based), dan Kurikulum Singapura (Dr. Yeap Ban Har) khusus untuk Matematika.
Sementara menurut Kepala Sekolah Terpadu Sedaya Bintang, Melva HS Manalu, pembelajaran di sekolah ini mengadopsi konsep Holistic Education. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang meliputi aspek intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual.
“Program ini meliputi pelatihan teori dan praktik bersama pakar internasional seperti Prof. Pei-Jung Lin dan Yeap Ban Har, visitasi dan coaching on-site untuk mendukung penerapan praktik terbaik di kelas, serta penguatan Community of Practice (CoP) yang mendorong guru berbagi praktik terbaik dan refleksi pembelajaran,” katanya.
Melva berharap, pendekatan ini mampu membentuk ekosistem pembelajaran yang berfokus pada penguatan akademik, pengembangan karakter, serta kompetensi abad ke-21 ke dalam seluruh aspek pembelajaran.
Menurut Melva, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektar di kawasan Summarecon Bandung dengan bangunan tahap pertama yaitu gedung tiga lantai seluas lebih dari 6.000 m², dirancang secara cermat untuk menunjang seluruh aktivitas belajar mengajar secara optimal.
"Sekolah kami, mengintegrasikan kesejukan lingkungan Summarecon Bandung, desain arsitektur Sekolah Terpadu Sedaya Bintang dirancang tanpa penggunaan pendingin ruangan (AC) untuk ruang kelas bagi siswa KB dan TK," katanya.
Bangunan sekolah ini pun, kata dia, memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara melalui banyak bukaan, sehingga menciptakan suasana belajar yang sehat dan nyaman. Salah satu fitur yang dihadirkan adalah Roof Garden, yang dapat dimanfaatkan anak-anak sebagai ruang praktik berkebun.
"Melalui aktivitas ini, diharapkan anak-anak dapat tumbuh lebih dekat dengan alam dan semakin menumbuhkan rasa cinta terhadap bumi," katanya.
Selain itu, kata dia, Eco Learning Activities diimplementasikan guna menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Inisiatif ini selaras dengan visi Summarecon Bandung yang telah mendapatkan pengakuan internasional dalam pengelolaan kawasan.
"Siswa pun kami ikutsertakan dalam berbagai aktivitas lapangan seperti Urban Farming and Plant Nursery, Bird Conservation Lake, dan Waste Management Education," katanya.