Senin 18 Nov 2024 08:27 WIB

Jelang Pencoblosan, 106 TPS di Kota Cimahi Rawan Banjir

Persentase TPS yang rawan banjir di Cimahi sebesar 12,88 persen

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Tempat pemungutan suara (TPS) rawan bencana (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tempat pemungutan suara (TPS) rawan bencana (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi mengungkapkan sebanyak 106 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 823 TPS rawan mengalami banjir berdasarkan indeks kerawanan pemilu. TPS tersebut tersebar merata di Cimahi Tengah, Cimahi Selatan dan Utara.

"Secara porsi kerawanan (banjir) paling besar di Cimahi Selatan," ujar Pj Wali Kota Cimahi Dicky Saromi saat acara sosialisasi bertema "Peta Kerawanan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 di Kota Cimahi" belum lama ini.

Baca Juga

Dicky mengatakan persentase TPS yang rawan banjir sebesar 12,88 persen. Dengan kondisi seperti itu, ia mengatakan telah memiliki mitigasi untuk mengurangi risiko bencana banjir saat pencoblosan nanti.

Saat ini, kata Dikcy, Kota Cimahi telah menetapkan status siaga darurat bencana. Sehingga pihaknya siap siaga terhadap bencana. "Kesiapsiagaan itu mulai dari logistik, alat, SDM kami siapkan untuk 24 jam bekerja," kata Dicky.

Dicky melanjutkan pencegahan terus dilakukan dengan berbagai sosialisasi dan edukasi kepada semua pihak yang akan menyelenggarakan pemilu. Selain mengantisipasi bencana alam, pihaknya juga mengantisipasi konflik horisontal antar masyarakat. "Kita memiliki hampir 600 ribu penduduk dengan daftar pemilih tetap 400 ribu dan luas lahan yang tidak besar. Jadi kepadatan ini harus kita jaga," kata Dicky.

Kordiv SDM, Organisasi, dan Diklat Bawaslu Kota Cimahi Ahmad Hidayat mengatakan Bawaslu terus melakukan pengawasan jelang pencoblosan. Salah satunya melaksanakan kegiatan yang sama terkait indek kerawanan pemilu (IKP) ini.

Pihaknya mengundang lebih banyak stakeholder terkait untuk membahas peta atau indeks kerawanan pemilu mengingat jelang pemilihan. "Ikhtiar ini kita laksanakan sebagai bentuk mitigasi atau early warning system bagi kita semua  supaya kerawanan yang kita jelaskan hari ini pada saatnya nanti tidak terjadi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement