REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Wali Kota Bandung nomor urut 1 Dandan Riza Wardana melakukan aksi Mapay Lembur di Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong pada Kamis (21/11/2024). Dalam kesempatan tersebut, Dandan berkeliling menyapa warga RW 12 sembari mendengarkan aspirasi yang disampaikan masyarakat.
Setelah menyapa warga, Dandan menyerap aspirasi warga yang masih mengeluhkan sulitnya akses kesehatan gratis. Salah satu penyebabnya yaitu rumitnya birokrasi yang harus ditempuh untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis.
"Jadi tadi setelah berkeliling, banyak yang menyampaikan keluhan tentang layanan kesehatan gratis. Termasuk masalah BPJS yang tidak aktif karena banyak faktor, ini harus menjadi perhatian pemerintah," ujar Dandan Riza Wardana, Kamis, 21 November 2024.
Lebih jauh, Dandan menyoroti bagaimana peran pemerintah daerah bisa memfasilitasi layanan kesehatan gratis khususnya bagi orang tua dan lansia. Kerap kali, kata Dandan, birokrasi kesehatan ini menyulitkan masyarakat dan menyebabkan keterlambatan penanganan.
"Seperti UHC juga bisa. Itu kan negara hadir sebenarnya. Walaupun UHC yang disampaikan kemarin kan ya, kita sih pengen harus baik. Tapi yang penting jangan memberatkan masyarakat. Jangan misalnya ketika membutuhkan layanan kesehatan mereka harus ke kelurahan dulu untuk urus persyaratan, jadi usia-usia lansia gak usah nunggu antrian, cukup datang dan langsung bisa masuk," jelas Dandan.
Selain masalah kesehatan, Dandan juga mengaku mendapatkan aduan dari masyarakat terkait masalah pendidikan. Secara spesifik masalah zonasi sekolah yang kerap tak sesuai aturan. "Termasuk penyelenggaraan sistem zonasi ada keluhan juga. Nanti kita rumuskan bagaimana pemerintah menyediakan layanan pendidikan dan mengutamakan pendidikan yang berkeadilan," jelas Dandan.
Dalam kesempatan yang sama, Dandan secara khusus melihat langsung salah satu UMKM asli Kota Bandung yang memproduksi kue dan bolu. Dalam dialognya, Nanda Cake telah memiliki pasar hingga luar negeri seperti Singapura.
UMKM yang telah berdiri sejak tahun 2004 ini sukses menjadi contoh bagaimana mempekerjakan warga yang berada di lingkungan rumah produksi. Namun, Dandan menemui bahwa UMKM tersebut kesulitan dalam pengembangan karena keterbatasan alat.
"Jadi tadi mereka ada keluhan keterbatasan alat untuk bisa produksi dan distribusi ke Jepang. Saya rasa yang kayak gini harus kita support oleh pemerintah. Supaya produksinya naik, atau dia juga manfaatnya juga kan buat warga sekitar yang juga ikut berpartisipasi," katanya.
Sementara itu, Dedi selalu pengusaha UMKM menitipkan amanat kepada Dandan Riza Wardana untuk bisa menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah. Khususnya, kemudahan perizinan yang masih dirasakan oleh UMKM.
"Kita berharap perizinan bisa dipermudah, khususnya ketika kita melakukan ekspor. Karena kita sudah berangkat keluar, ternyata di luar ditinggal. Jadi perizinan itu dalam artian kita itu dibimbing dari Indonesia sampai keluar. Juga potensi B2B maksudnya ketemu dengan buyer, sampai beres," ujarnya.