REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyambut baik rencana pembangunan pembangunan Jalan Tol Sukabumi-Ciranjang-Padalarang. Sebab, Bandung Barat masih membutuhkan infrastruktur tambahan untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan KBB Fauzan Azima mengatakan, pihaknya belum mengetahui kepastian pembangunan ruas tol yang menghubungkan Kota Sukabumi, Ciranjang Kabupaten Cianjur, hingga terkoneksi ke Padalarang melalui jaringan eksisting Tol Padaleunyi itu.
"Ini kan belum fiks. Kalau memang ada rencana pembangunan itu kita menyambut baik karena Bandung Barat masih membutuhkan infrastruktur tambahan untuk mengurai semua kendaraan yang ada di wilayah Bandung Barat. Khususnya di Cipatat, Padalarang Cikalong dan sekitarnya," ujar Fauzan saat dihubungi, Jumat (17/1/2025).
Fauzan mengatakan, jika pembangunan Jalan Tol Sukabumi-Ciranjang-Padalarang terealisasi, maka akan menambah alternatif bagi masyarakat Bandung Barat. Namun tentunya, kata dia, pembangunan tersebut harus memperhitungkan dampak sosial dan ekonomi.
"Cuma dampak keseluruhan kan pasti akan dikaji secara komperhensif oleh kementerian. Apalagi dampak ekonomi masyarakat dan sosial tentunya harus diperhitungkan. Tapi secara kebutuhan Bandung Barat masih membutuhkan infrastuktur," kata dia.
Sebelumnya, Pejabat Fungsional Teknis Jalan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Bandung Barat, Doni TP Hutajalu mengatakan, Pemkan Bandung Barat sudah dilibatkan dalam beberapa agenda rapat di pemerintah pusat untuk membahas pembangunan jalan tol tersebut.
Pembangunan jalan tol tersebut dibagi dua tahap yaitu tahap Sukabumi-Ciranjang sepanjang 21-24 kilometer dan Ciranjang-Padalarang 24 kilometer. Rencananya, proyek ini dimulai pada tahun 2025-2029 mendatang dengan skema pendanaan kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
"Soal pembangunan Tol Ciranjang-Padalarang memang kita sempat beberapa kali ikut rapat bersama pemerintah pusat. Tapi untuk kapan pelaksanaannya kita menunggu dari pemerintah pusat" kata Doni.
Menurutnya, berdasarkan dokumen rancang bangun rinci Detail Engineering Design (DED) Tol Ciranjang-Padalarang yang diterima Pemkab Bandung Barat, jalan bebas hambatan ini akan terkoneksi dengan Jalan Tol Padalarang-Cileunyi atau Padaleunyi di KM 111. Antara Padalarang dan Ciranjang, tol ini dirancang hanya dibuat satu pintu akses masuk dan keluar di kawasan Rajamandala, Kecamatan Cipatat.
Namun, kata Doni, pihaknya berharap pemerintah pusat membuka akses pintu masuk atau keluar tol di daerah Cibogo, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat. Hal itu guna tetap menghidupkan ekonomi masyarakat di wilayah Bandung Barat.
"Rapat terakhir di bulan November 2024 kita mengusulkan agar dibuat exit tol di Daerah Cibogo, Cipatat. Supaya ekonomi di wilayah ini tetap hidup. Tapi aspirasi belum ada jawaban apakah dikabulkan atau tidak," jelas Doni.
Menurut dia, dampak proyek jalan tol sangat membantu meningkatkan ekonomi suatu daerah. Iklim investasi bakal meningkat serta pembangunan bakal pesat. Namun, kata Doni, keberadaan para pelaku ekonomi di sepanjang Jalan Raya Padalarang-Cianjur juga harus merasakan manfaatnya dengan dibukanya akses Gerbang Tol di Cibogo.
"Misalnya kalau di daerah Citatah gak dibuka gerbang tol, ekonomi di jalan lama ini akan mati. Karena kendaraan semua lewat tol. Makanya kita harap dibuka gerbang di daerah itu," imbuh dia.