REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN-- Warga terdampak longsor di pemukiman BSPS Dusun Purwasari, RT 002 RW 008 Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan membutuhkan hunian tetap untuk mengganti rumah mereka yang rusak berat. Untuk itu, Pemkab Kuningan berjanji akan merealisasikan rehab rumah bagi mereka.
Dalam bencana longsor yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025) itu, sebanyak tiga unit rumah amblas terseret longsor dan 23 rumah terancam. Selain itu, longsor yang diawali dengan hujan intensitas tinggi dalam durasi yang lama itu juga menyebabkan jalan desa maupun tembok penahan tebing (TPT) longsor sepanjang 100 meter.
Bencana itu membuat 29 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 90 jiwa menjadi terdampak. Mereka pun harus mengungsi ke mushola setempat. Pemerintah daerah kemudian mendirikan posko dan dapur umum lapangan bagi para pengungsi.
Penjabat Bupati Kuningan, Agus Toyib mengatakan, pemerintah daerah secepatnya akan segera mencari solusi dengan merealisasikan rehab bagi rumah-rumah yang terdampak,. “Melalui Disperkimtan, Insya Allah kami akan segera merealisasikan rehab rumah bagi warga yang terdampak. Bersamaan dengan itu, juga akan dibangun brojong sebagai upaya agar tidak terjadinya pergeseran tanah,” ujar Agus, saat meninjau lokasi longsor di Pemukiman BSPS Dusun Purwasari, Desa Cimara, Jumat (31/1/2025).
Agus pun mengimbau masyarakat sekitar agar selalu waspada. Pasalnya, intensitas hujan tinggi masih terjadi hingga beberapa pekan kedepan.
Sementara itu, berdasarkan pendataan di lokasi bencana yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Kuningan, dibutuhkan hunian tetap untuk korban terdampak bencana sebanyak enam unit rumah bagi enam KK atau 18 jiwa. Selain itu, dibutuhkan pembangunan kembali sarana prasarana umum jalan dan TPT di sekitar lokasi longsor. Dibutuhkan pula kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, menerangkan, untuk situasi pengungsi saat ini, sebanyak tujuh KK atau 21 jiwa mengungsi di rumah saudara mereka. Selain itu, enam KK atau 18 jiwa mengungsi di hunian sementara (huntara), merantau sebanyak dua KK atau tiga jiwa dan 13 KK atau 48 jiwa kembali ke rumah mereka.
Untuk posko sudah bergeser ke Balai Desa Cimara menjadi posko taktis desa. Begitu pula Posko Kesehatan, sudah bergeser ke Puskesmas Cibeureum. “Aktifitas masyarakat sudah seperti biasanya, bertani, berkebun dan lain sebagainya,” katanya.