REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Penggunaan teknologi saat bertransaksi, tak hanya diterapkan di pusat perbelanjaan saja. Saat ini, di Jawa Barat (Jabar) sudah banyak tempat wisata yang menerima pembayaran secara cashless saat membayar tiket masuk. Salah satunya, dengan menyiapkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Menurut Tour Leader atau Pemandu Wisata asal Lembang, Dian Rahayu, saat ini ia sangat dimudahkan saat membayar tiket masuk ke hampir semua obyek wisata. Ia, rutin membawa wisatawan ke berbagai obyek wisata di Jabar. Di antaranya, ke Lembang, Padalarang, Ciwidey, Pangalengan, Cianjur, Tasik, Sukabumi, Majalengka.
"Kalau di Jawa Barat yang paling jauh saya bawa wisatawan ke Geopark Ciletuh Sukabumi," ujar Dian kepada Republika.
Dian mengatakan, setelah tiket masuk ke tempat wisata bisa menggunakan QRIS, ia sangat senang karena pembayaran menjadi lebih praktis. Selain itu, saat membawa wisatawan ia menjadi tak banyak khawatir karena tak perlu membawa uang cash banyak cukup bermodalkan handphone sudah bisa bertransaksi.
"Keuntungan bayar pakai Qris lebih praktis dan cepat, gak perlu khawatir kekurangan uang cash. Karena kadang kita gak suka bawa uang cash banyak-banyak karena khawatir. Bahkan, kadang juga lupa bawa uang cash. Rata-rata, saya membayar Rp 650 ribu saat bertransaksi ditempat wisata," katanya.

Namun, menurut Dian, ia pernah mengalami kendala saat akan bertransaksi menggunakan QRIS di tempat wisata. Yakni, baterai HP habis karena lupa mengisi baterai jadi tak bisa bertransaksi. Saat itu, padahal ia sedang datang ke obyek wisata alam. "Untung wisatawan yang saya pandu ada yang bawa uang cash, jadi dibayarkan dahulu," katanya.
Senada dengan Dian, Salah Satu Wisatawan asal Jakarta Yeni Lestari (55) mengatakan, transaksi menggunakan QRIS sangat memudahkan semua wisatawan. Karena, ia beberapa kali pergi ke tempat wisata di Bandung Ray saat libur panjang antrean pembelian tiket selalu panjang. Salah satunya, saat ia akan jalan kaki ke Tahura di Dago. Antrean pembelian tiket masuknya, sangat panjang.
Namun, kata dia, untungnya pengelola Tahura sudah membuat beberapa jalur pembayaran secara cashless dan cash. Salah satu pembayara cashless itu, dengan menggunakan QRIS. "Dan benar saja, yang barisan antrean pakai QRIS, mengantrenya tak terlalu panjang. Karena, hanya hitungan beberapa menit sudah selesa bertransaksi," katanya.
Sementara di antrean pembayaran tunai, kata dia, antrean wisatawan terlihat mengular panjang. Karena, untuk memberikan kembalian cukup memakan waktu. "Sudah saatnya semua tempat wisata memang pakai QRIS jadi tak perlu antre panjang," kata Yeni.
Seperti diberitakan sebelumnya, tren penggunaan QRIS dalam berbagai aktivitas masyarakat di Jabar mengalami peningkatan. Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Jabar, pengguna QRIS di Jabar mencapai sebesar 11,66 juta pengguna pada Agustus 2024, tertinggi secara nasional.
Untuk jumlah merchant di Jabar sendiri, angkanya sudah tembus hingga 7,3 juta. Besaran ini mengambil porsi 21,66 persen jumlah nasional yang mencapai 33,7 juta merchant. Tren itu didukung user QRIS yang mencapai 11,6 juta atau 22,19 persen dari jumlah nasional sebanyak 52,5 juta user. Jadi, trennya masih akan banyak berkembang.