REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Jajaran Satreskrim Polres Indramayu mengultimatum tiga pelaku komplotan begal untuk segera menyerahkan diri. Selama ini, mereka kerap beraksi dengan mengancam bahkan tak segan melukai korbannya dengan senjata tajam berupa golok.
Kapolres Indramayu, AKBP Ari Setyawan Wibowo melalui Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Hillal Adi Imawan, mengatakan, ketiga buronan yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus begal itu. Yakni, berinisial S (35) dan A (20) yang berperan sebagai joki dan eksekutor serta A (30) yang berperan sebagai eksekutor atau membawa senjata tajam.
Hillal mengatakan, pihaknya sudah melakukan pencarian terhadap ketiga DPO itu. Namun saat tim tiba di lokasi untuk melakukan penangkapan, ketiga DPO itu sudah kabur. “Saya beri ultimatum keras kepada tiga pelaku itu. Saya ingatkan agar dalam waktu 3x24 jam segera menyerahkan diri, baik ke polres ataupun polsek. Jika tidak, saya akan cari kalian dan tidak akan ragu melakukan tindakan tegas,” ujar Hillal, saat menggelar konferensi pers di Mapolres Indramayu, Jumat (25/4/2025).
“Sekali lagi, saya ultimatum keras. Saya kasih waktu 3x24 jam. Jika tidak, saya akan cari kalian dimanapun dan kapanpun,” imbuh Hillal.
Sebelumnya, jajaran Satreskrim Polres Indramayu telah berhasil menangkap dua pelaku begal lainnya yang menjadi bagian dari komplotan begal DPO. Kedua pelaku begal itu bahkan dihadiahi timah panas karena berusaha kabur dan membahayakan petugas saat proses penangkapan.
Kedua pelaku masing-masing berinisial S (20) warga Desa Srengseng, Kecamatan Krangkeng yang berperan sebagai eksekutor dan Y (24) warga Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng yang berperan sebagai joki sepeda motor.
Selain menangkap dua pelaku di tempat persembunyian mereka di Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, polisi juga menangkap seorang penadah yang terlibat dalam kasus tersebut. Yakni, YA (30), warga Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, yang juga seorang residivis dalam kasus pencurian dengan pemberatan (curat) pada 2018.
Komplotan begal itu sebelumnya beraksi di tujuh lokasi di Kabupaten Indramayu dan tiga lokasi di Kabupaten Cirebon. Di lokasi-lokasi tersebut, mereka beraksi dalam rentang waktu Februari – April 2025.
Dalam aksinya, pelaku yang berboncengan memepet korban dan berupaya mengambil kunci motor korban. Pelaku yang dibonceng kemudian mengeluarkan senjata tajam berupa golok untuk menakuti korban bahkan tak segan melukai korbannya. “Pelaku kemudian menendang motor korban hingga korban terjatuh dan akhirnya kabur membawa motor korban,” katanya.