REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah pelajar di Kota Bandung mengutarakan pendapatnya terkait kebijakan jam malam dan sekolah pukul 06.30 WIB. Sejumlah pelajar merasa senang terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, termasuk wacana penghapusan pekerjaan rumah (PR) yang dinilai lebih meringankan beban para pelajar di sekolah.
Salah seorang siswa asal SMPN 2 Bandung Brian Molko (14 tahun) mengaku mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait sekolah mulai pukul 06.30 WIB. Sebab berangkat sekolah lebih pagi akan membuat kondisi tubuh pelajar lebih segar.
"Saya setuju karena buat anak sekolah berangkat pagi-pagi itu bikin badan lebih segar dan tidurnya lebih cepat pas bangun lebih fresh otaknya," ucap dia saat ditemui di Bandung, Jumat (6/6/2025).
Ia melanjutkan kebijakan pemberlakuan jam malam untuk pelajar pun dinilai baik. Sebab akan mencegah pelajar berkeliaran malam hari dan melakukan hal yang tidak diinginkan.
"Jam malam juga itu baik juga biar tidak ada pelajar berkeliaran dan aneh-aneh saat pulang sekolah," kata Brian.
Ia sendiri mengaku mendukung tiga kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut. Selama ini, tiap berangkat ke sekolah, ia mengaku kadangkala memakai transportasi publik atau diantar orangtua.
Sementara itu, Annisa siswi kelas 10 SMAN 3 Bandung mengaku sekolah sudah menerapkan kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 WIB. Karena itu, saat mendengar Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengeluarkan kebijakan sekolah dimulai pukul 06.30 WIB tidak kaget.
"Jam 06.30 WIB, ya udah sama aja gak ada perubahan kan saya juga mulai pukul 06.30 WIB," kata dia.
Lebih jauh, ia merasa senang saat Gubernur Jabar Dedi Mulyadi bakal menghapus tugas PR. Sebab hal itu akan meringankan para pelajar di sekolah.
Setelah masuk pukul 06.30 WIB, ia mengaku terlebih dahulu menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa dan lainnya kurang lebih 15 menit. Dilanjutkan memulai materi pelajaran.
Sedangkan untuk pulang sekolah, ia mengatakan tiap hari berbeda waktunya antara pukul 14.00 WIB hingga 15.00 WIB. Dengan PR dihapus, ia merasa dapat memiliki waktu untuk mengerjakan ekstrakurikuler.
"PR dihilangkan sangat bisa menyiapkan waktu luang untuk ekstra kurikuler," kata dia.
(N-Muhammad Fauzi Ridwan)
========================